Buku Daftar Mujahid Kelompok Malang Ditemukan
- D.A. Pitaloka
Polisi bersenjata lengkap menggeledah rumah Achmad Ridho Wijaya di Perum Griya Permata Alam Blok JM-07 RT 07 RW11, Rudi Hadianto RT 1 RW 4, rumah Badrodin di Perumahan Green Hills di Desa Ngijo Karangploso Kabupaten Malang dan rumah M Romly di Jalan Margojoyo Dusun Jetis Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang.
Kapolres Malang, AKBP Yudho Nugroho, mengatakan penggeledahan menjadi bagian dari kegiatan olah tempat kejadian perkara yang dilakukan aparat Kepolisian.Â
Polisi dari Laboratorium Forensik juga diturunkan untuk melakukan pemeriksaan. Mereka menggeledah barang-barang yang berkaitan dengan aksi terorisme dari kelompok Romly cs yang diduga memiliki keterkaitan dengan kelompok bom Thamrin.
"Ini masih penyelidikan. Mereka terkait dengan kelompok bom Thamrin," katanya.
Sebelumnya, penyergapan dilakukan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror di Jalan Raya Kedawung, Ngijo, Jumat malam 19 Februari 2016. Densus 88 menghentikan mobil yang ditumpangi empat terduga teroris di tengah jalan.
Sampai sore ini, aparat masih memeriksa kediaman M Romly, warga Dau, Kabupaten Malang. Aparat bersenjata laras panjang mengenakan rompi antipeluru, helm dan kaca mata hitam berjaga di dalam areal garis polisi. Sementara warga setempat antusias melihat proses tersebut dengan datang ke lokasi dan melihat di luar garis polisi.
Polisi juga menurunkan tim penjibak bom (Jibom) Brimob Polda Jawa Timur Detasemen Ampeldento, Malang. Sementara lima terduga teroris saat ini sudah diamankan dan menjalani pemeriksaan.Â
"Mereka saat ini diamankan," katanya.
Ditemukan Buku Daftar Mujahid
Proses penggeledahan di rumah terduga teroris M Romly dituntaskan sekitar pukul 16.30 WIB. Polisi menemukan sejumlah barang bukti, di antaranya parafin, kaos, celana taktis, foto kopi KTP milik istri Romly, buku daftar nama mujahid dan sebuah motor.
"Semua disita dari dalam rumahnya," kata ketua RW 2, Muhanan, Sabtu 20 Februari 2016.
Menurutnya, polisi menggeledah dengan disaksikan istri dan lima anak Romly. Sementara keberadaan Romly tak diketahui. "Di dalam rumah ada istri dan lima anaknya. Kalau Romly sering tidak di rumah," katanya.
Muhanan mengenal Romly sebagai salah satu warganya sekitar 10 tahun terakhir. Sehari-hari Romly bekerja sebagai pembuat keripik buah yang dipasarkan sendiri.
"Ada alatnya. Dia pengusaha keripik buah, dijual sendiri juga," katanya.
Sehari-hari Romly tak pernah bermasalah dengan warga setempat. Muhanan tak menduga dia terlibat teroris.
"Tapi kalau sudah ada geledah seperti ini gimana mau tidak percaya," katanya.
Sebelumnya Romly sempat terlibat dalam deklarasi Ansharul Khilafah di Masjid Jami Sulaiman Al Hunaisil di Dusun Sempu Desa Gading Kulon Kecamatan Dau Kabupaten Malang tahun 2014 lalu. Polisi mengaku masih mengembangkan hubungan Romly dengan ISIS.
"Itu masih dalam pemeriksaan," kata Kapolres Malang, AKBP Yudha Nugraha. (one)