Waspada, Delapan Wilayah di Jateng Ini Rawan Longsor

Ilustrasi musim hujan.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah mengeluarkan peringatan delapan daerah rawan bencana longsor pada bulan Februari hingga Maret 2016. Delapan daerah itu adalah Kabupaten Banjarnegara, Wonosobo, Karanganyar, Pekalongan, Pemalang, Cilacap, Kudus dan Kebumen.

Bertemu PM Papua Nugini, Jokowi Sampaikan Dukacita Atas Bencana Tanah Longsor

Kepala BPBD Jawa Tengah, Sarwa Pramana mengatakan, pada Februari hingga Maret, curah hujan tercatat mengalami peningkatan. Periode ini diprediksi sebagai puncak musim hujan di sejumlah wilayah.

"Kami telah menetapkan status siaga bencana longsor sejak awal bulan ini karena kondisinya paling berat itu ya di awal Februari sampai Maret,” ujarnya di Semarang, Jawa Tengah, Selasa, 16 Februari 2016.

Longsor di Timika Papua, 7 Orang Meninggal Dunia

Menurut dia, khusus di Kabupaten Karanganyar, Wonosobo dan Banjarnegara berpotensi besar terjadi bencana longsor dengan kondisi geografis yang cukup rentan saat ini. Pasalnya, pepohonan di daerah tersebut ditebangi dan dijadikan lahan pertanian.

"Penduduk setempat telah mengganti area resapan air jadi lahan untuk menanam sayuran dan buah-buahan,” ujarnya menambahkan.

Tinjau Korban Bencana di Sumbar, Fadli Zon: Perbaikan Infrastruktur Berjalan Cepat

Selain menetapkan status siaga longsor, BPBD sudah melakukan identifikasi terhadap sejumlah lokasi yang rawan longsor di sejumlah wilayah seperti perbukitan di lereng Gunung Lawu, Karanganyar juga di Watukumpul, Kabupaten Pemalang.

“BPBD juga telah dirikan posko di titik-titik rawan longsor. Selain itu juga early warning system (EWS) sudah kami aktifkan semua untuk mencegah bencana yang muncul."

Posko-posko tersebut antara lain didirikan di wilayah di Banjarnegara. Kabupaten ini telah beberapa kali mengalami bencana longsor besar yang merenggut korban jiwa. Terakhir terjadi longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar pada 12 Desember 2014 silam yang menyebabkan sedikitnya 95 korban meninggal dunia.

BPBD Jateng menggelontorkan anggaran Rp400-500 juta siap pakai untuk mendirikan posko-posko siaga bencana di tiap kabupaten maupun kota rawan longsor.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya