Pesawat Buatan Dalam Negeri Perkuat Skuadron Malang
Senin, 15 Februari 2016 - 18:45 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/D.A. Pitaloka
VIVA.co.id – Pangkalan TNI Angkatan Udara Abdulrachman Saleh di Malang, Jawa Timur, menerima pesawat transportasi ringan buatan PT Dirgantara Indonesia, NC212-200, pada Senin, 15 Februari 2016.
Pesawat itu mendarat mulus setelah berangkat dari Bandung. Kini terdapat tujuh pesawat serupa yang siap digunakan untuk misi medis dan kemanusiaan pada Skuadron 4 Abdulrachman Saleh di Malang.
Komandan Lanud Abdulrachman Saleh, Marsekal Pertama TNI RM Djoko Senoputro, mengatakan bahwa pesawat itu memiliki kemampuan ganda, yaitu fungsi militer sekaligus fungsi kemanusiaan. Pesawat yang masuk di Skuadron 4 Lanud Abdulrachman Saleh itu memiliki kemampuan spesifik, terutama dalam hal medis. Pesawat itu memiliki 12 tandu dan kursi untuk dua orang petugas medis.
Kompartemen kargo dapat menampung 18 penumpang dan barang bawaan atau 16 pasukan terjun payung lengkap, termasuk dapat memuat kendaraan bermotor.
Baca Juga :
2016, Kemhan Revitalisasi Alutsista
Pesawat yang kali pertama diproduksi PT Dirgantara Indonesia di awal tahun 1980 itu dirancang khusus untuk beroperasi di daerah perintis atau bandara kecil yang minim infratstruktur dengan landasan pacu tak beraspal. “Pesawat ini bisa melakukan penyelamatan dan droping bantuan di lokasi bencana,” katanya.
Baca Juga :
Tank Perang Dunia II Diserbu Warga Semarang
Pesawat itu menambah armada Skuadron 4 yang sebelumnya berisi enam pesawat dengan tipe serupa. Jadwal berikutnya adalah armada baru direncanakan merapat di tahun 2019.
Pesawat NC212-200 adalah derivatif dari tipe C212-1001, yang kali pertama diterbangkan CASA (sekarang Airbus Defense and Space –ADS) pada 1971. Pesawat itu mulai digunakan militer Spanyol tahun 1974.
Sementara NC212-200 baru diperkenalkan di tahun 1979 dengan perbedaan badan lebih panjang, tipe mesin lebih cepat dan baru, kapasitas lebih besar, dan pintu keluar belakang yang lebih lebar.
Seri 200 telah diproduksi sejak tahun 1980 PT Dirgantara Indonesia dengan seri terakhir N103, yang diserahkan kepada Abdulrachman Saleh hari ini. “Pesawat itu memiliki jam terbang cukup tinggi, dan dengan perawatan berkala agar tetap beroperasi maksimal tanpa aksiden atau insiden,” ujar Komandan Lanud.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Sementara NC212-200 baru diperkenalkan di tahun 1979 dengan perbedaan badan lebih panjang, tipe mesin lebih cepat dan baru, kapasitas lebih besar, dan pintu keluar belakang yang lebih lebar.