Banjir di Aceh, Ratusan Hektare Sawah Jadi Kolam
- VIVA.co.id/Zulfikar Husein
VIVA.co.id – Banjir yang terjadi di sejumlah kecamatan di Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, menyebabkan ratusan hektare lahan sawah ikut terendam. Sawah-sawah di kabupaten tersebut seolah berubah menjadi kolam akibat genangan air menutupi padi yang sudah ditanami.
Pengamatan VIVA.co.id, sepanjang jalan memasuki kawasan Bireuen, ratusan hektare sawah terlihat sudah terendam akibat luapan irigasi. Beberapa lahan sawah terlihat mengalami kerusakan. Selain itu, akibat aliran air yang cukup deras, tanggul-tanggul sawah rusak, padi terendam dan juga rebah.
Salah seorang petani di Kecamatan Jeunieb, Tarmizi, kepada VIVA.co.id, mengatakan, ratusan hektare sawah tersebut sudah digenangi banjir sejak Kamis malam, ketika banjir tiba. Menurutnya, petani terancam merugi, jika air disawah tak kunjung surut.
“Kalau selama tiga hari banjir masih menenggelamkan sawah, kami bisa rugi. Semua padi akan busuk dia kalau tenggelam lebih dari tiga hari, padi sawah nggak tahan terendam air sampai tenggelam gitu, apalagi berhari-hari,” ujar Tarmizi.
Selain merendam ratusan hektar sawah, sejumlah perkebunan milik warga juga ikut rusak akibat banjir yang melanda Kabupaten Bireuen.
“Ada kebun cabai, pepaya, jagung, lahan coklat (kakao), juga kena banjir,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, sedikitnya delapan kecamatan di Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh terendam banjir, Jumat, 12 Februari 2016. Banjir terjadi akibat luapan sejumlah sungai setelah kabupaten tersebut diguyur hujan lebat selama enam jam.
Akibatnya, ribuan warga terpaksa mengungsi ke sejumlah fasilitas publik seperti rumah ibadah hingga pos jaga. Sementara ini, warga yang mengungsi membuat dapur umum secara swadaya di dekat pos jaga.
Para pengungsi mulai kekurangan makanan dan juga mulai membutuhkan obat-obatan. Banyak warga terutama anak-anak mulai terserang gatal-gatal. Hingga hari ini banjir terlihat sudah lebih surut dari kemarin. Namun ketinggian air masih mencapai 80 sentimeter hingga 100 sentimeter.