Sudah Saatnya Beralih ke Bahan Bakar Gas (BBG)
VIVA.co.id – Periode peralihan bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) harus sudah dilaksanakan dari sekarang. Pasalnya polusi dan pemanasan global akibat penggunaan bahan bakar minyak (BBM) menjadi masalah. Selain itu, kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) tanpa adanya alternatif bahan bakar lainnya menjadi persoalan berikutnya.
Oleh karena itu diperlukan terobosan baru untuk mencari bahan bakar alternatif lainnya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dan salah satu jawabannya adalah dengan peralihan bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG). Karena penggunaannya sama praktisnya dengan BBM dan harganya lebih murah dibanding BBM.
Dalam upaya mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) sebagai bahan bakar untuk kendaraan bermotor, sejak tahun 1986 pemerintah sudah merencanakan akan melakukan kebijakan mendorong penggunaan bahan bakar gas (BBG) sebagai bahan bakar alternatif pengganti BBM yaitu LGV (Liquified Petroleum Gas for Vehicles) atau Vigas.
Kebijakan ini selain bertujuan untuk meningkatkan bauran energi juga untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM serta untuk mengurangi beban fiskal untuk membiayai subsidi harga BBM. Dan pemerintah secara konsisten mendorong program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke gas (BBG).
Pertamina sebagai perusahaan energi nasional mendukung penuh upaya ini. Pertamina memiliki rantai bisnis gas yang lengkap. Tidak hanya di sektor hulu, Pertamina juga memiliki infrastruktur hilir gas yang memadai, sekaligus menyediakan produk gas bagi masyarakat.
Setelah pada 15 November 2015 meresmikan Mobile Refueling Unit untuk pengisian Envogas yang merupakan produk compressed natural gas (CNG) untuk kendaraan dan menyediakan jaringan gas bagi masyarakat di beberapa wilayah, Pertamina juga menyediakan produk gas bagi kendaraan yang berasal dari gas domestik, yaitu liquefied gas for vehicle (LGV) bermerk dagang Pertamina Vi-Gas.
Pada dasarnya LGV hampir sama dengan LPG karena juga berbahan dasar propana (C3) dan butana (C4). Dalam international best practice, LGV lebih dikenal dengan sebutan Autogas, dan merupakan bahan bakar ketiga yang paling banyak digunakan di dunia setelah gasoline dan diesel.
Hal ini dikarenakan sejumlah keunggulan yang dimiliki Autogas ataupun Pertamina Vi-Gas, antara lain:
Pertama, bebas sulfur dan timbal, karena tidak menimbulkan deposit yang berpotensi menymbat fuel system dan tenaga mesin menjadi tidak optimal. Dengan tidak adanya kandungan sulfur dan timbal, emisi Pertamina Vi-Gas ke udara juga menjadi ramah lingkungan.
Kedua, ramah lingkungan. Rendahnya emisi CO2 ke udara menyebabkan Pertamina Vi-Gas lebih ramah lingkungan dibandingkan produk gasoline.
Ketiga, pembakaran sempurna. Pembakaran sempurna menjadikan kerja mesin kendaraan lebih optimal dan bebas knocking. Keempat, memiliki research octane number (RON) 98. Memiliki RON di atas Pertamax Plus.
Kelima, tekanan dalam tangki rendah, yaitu 8-12 bar. Dengan tekanan yang rendah maka Pertamina Vi-Gas dapat mengisi hingga 90 persen kapasitas tangki kendaraan, dengan kata lain untuk 1 buah tangki, Pertamina Vi-Gas hampir memiliki jangkauan berkendaraan yang sama dengan gasoline
Belum lagi harga per liter Vi-Gas jauh lebih murah dibandingkan dengan produk gasoline. Saat ini saja harga Pertamina Vi-Gas hanya Rp5.100 per liter.
Sejumlah industri telah menyadari keunggulan Vi-Gas. Terbukti Januari lalu PT Aerotrans Services Indonesia memutuskan menggunakan Pertamina Vi-Gas untuk kendaraan-kendaraan operasional dan crew Garuda Indonesia. Agar kendaraan berbahan bakar minyak dapat menggunakan Pertamina Vi-Gas diperlukan pemasangan converter kit. Ada dua pilihan bentuk converter kit Autogas di pasaran, yaitu silinder dan donat. Harga converter kit di pasaran dalam negeri saat ini ada di kisaran Rp11 juta - Rp20 juta.
Dengan harga itu, banyak manfaat yang dapat diperoleh. Manfaat jangka panjangnya adalah menghemat penggunaan BBM dalam setahun sekitar Rp17 juta sehingga modal membeli converter kit akan kembali.
Saat ini Pertamina telah menyediakan Vi-Gas di 34 SPBU yang tersebar di sejumlah wilayah, antara lain di Jabodetabek sebanyak 17 unit, Bandung 1 unit, Bali 3 unit, Jawa Tengah 2 unit, dan Surabaya sebanyak 3 unit. Dengan dukungan pemerintah dan konsistensi program konversi BBM ke BBG, Pertamina ke depan akan menambah ketersediaan Vi-Gas untuk melayani animo kendaraan berbahan bakar Autogas. (Web)