Lima Mahasiswa UGM Kembangkan Obat Nyamuk Berbahan Buah Pare
VIVA.co.id - Berbagai upaya pencegahan dilakukan guna meminimalisir munculnya penyakit demam berdarah dengue (DBD) di masyarakat. Salah satunya adalah dengan pemberian abate.
Penggunaan larvasida kimia ini memang terbukti mampu mengendalikan jentik atau larva nyamuk Aedes aegypti.
Meskipun demikian, penggunaan secara terus menerus dapat menimbulkan sejumlah efek samping. Antara lain, menyebabkan resistensi, pencemaran lingkungan serta persoalan kesehatan masyarakat karena efek karsinogenik dari abate.
Kondisi ini mendorong lima mahasiswa dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, yaitu Ayu Safitri, Nilahazra Khoirunnisa, Syindi Ariska FP, Diyah Tri Utami, dan Adhestya Alfiani, mencari cara yang lebih aman. Kelima mahasiswa ini membuat larvasida dari buah dan biji pare (Mommordica charantia L).
Nila mengatakan, buah dan biji pare mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, dan terpenoid yang cukup tinggi. Keempat senyawa itu memiliki kemampuan untuk membunuh jentik nyamuk.
“Senyawa-senyawa tersebut bisa mematikan syaraf dan menyerang sistem pernafasan, yang bisa mengakibatkan kematian pada hewan-hewan kecil seperti jentik nyamuk,” jelasnya, Kamis 11 Januari 2016.
Guna mengetahui efektivitas buah dan biji pare dalam membunuh larva, mereka melakukan penelitian dalam skala laboratorium pada jentik Aedes aegypti.
Nyamuk yang mereka gunakan diperoleh dari Balai Litbang P2B2 Banjarnegara. Jentik nyamuk tersebut selanjutnya direndam dalam ekstrak biji dan buah pare yang telah dilarutkan dengan etanol.
Perendaman dilakukan selama 48 jam. Hasilnya menunjukkan bahwa bahwa ekstrak buah dan biji pare mampu membunuh jentik nyamuk.