Pesawat Jatuh, TNI AU Libatkan Produsen Super Tucano
- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVA.co.id - TNI Angkatan Udara (AU) akan melibatkan perusahaan asal Brasil, Embraer Defence System, selaku produsen pesawat Super Tucano untuk ikut dalam tim investigasi jatuhnya pesawat tempur ringan itu di Kota Malang Jawa Timur.
Dalam insiden itu menyebabkan jatuhnya empat korban tewas yakni pilot, teknisi dan dua warga sipil.
"Keterlibatan produsen pesawat saya belum tahu, tapi pastinya akan dilibatkan juga untuk mengungkap secara detil penyebab kecelakaan pesawat itu karena apa," kata Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Adisutjipto, Yogyakarta, Marsekal Pertama TNI Imran Baidirus, Kamis, 11 Februari 2016.
Menurutnya, saat ini proses investigasi yang dibentuk oleh Mabes TNI AU sudah dilakukan dan terpusat di Lanud Abdurahham Saleh, Malang. Dia memastikan TNI AU akan terus melakukan evaluasi seiring dengan seringnya sejumlah pesawat latih yang jatuh.
"Investigasi sudah dilakukan, dan akan berlangsung secepatnya. Untuk evaluasi tentu kami selalu belajar dari setiap kejadian. Tapi kami masih menunggu hasil investigasi itu seperti apa sebagai bahan pembelajaran juga. Saya kira tidak hanya dari kejadian pesawat militer yang jatuh, tapi dari pesawat komersil juga dilakukan," ujar Imran.
Saat ini, kata dia, ada sekitar lebih dari 40 unit pesawat latih di Lanud TNI AU Adisutjipto, Yogyakarta. Pesawat itu rutin terbang dan dalam kondisi baik. "Alutsista kita relatif baru-baru semua, untuk pesawat ada lebih dari 40 unit," kata Imran.
Model perawatan dengan menggunakan sistem stek ring. Artinya, tidak semua pesawat diterbangkan untuk latihan. "Kita punya stek ring, misal ada 100 enggak mungkin terbangin semua. Stek ring, misal 60 persen kita terbangkan, sisanya dalam perawatan," jelasnya.
Kalau semua pesawat diterbangkan, kata dia, pasti suatu saat akan ada yang tidak layak terbang. Lanud Adisutjipto saat ini akan lebih fokus pada tugas pokoknya, yakni pendidikan sekolah terbang.
"Semua pesawat yang kita miliki pesawat latih. Untuk rencana ke depan, ya kembali ke tugas pokok kita, terutama pendidikan sekolah terbang, itu yang utama," bebernya. (ase)