Miras Oplosan Maut di Yogya Diberi Nama 'Angkatan Laut'
Senin, 8 Februari 2016 - 15:42 WIB
Sumber :
- Diki Hidayat (Garut)
VIVA.co.id
- Miras oplosan hasil racikan pasangan SK dan SB warga Ambarukmo, Caturtunggal, Depok, Sleman Yogyakarta, yang menyebabkan sedikitnya 26 orang tewas dan belasan lainnya dirawat di rumah sakit beredar sampai ke pelosok bahkan sampai ke kawasan pantai selatan Kabupaten Bantul. Konsumen mulai dari anak muda sampai para nelayan.
Di kawasan Pantai Depok, Kabupaten Bantul misalnya, miras oplosan maut tersebut banyak dikenal dengan nama 'angkatan laut' atau "AL". Sebutan AL ini bukanlah merujuk kepada angkatan laut namun merujuk kepada nelayan yang kehidupannya mengandalkan dengan melaut.
Baca Juga :
Minuman Oplosan yang Tewaskan 2 Orang Jenis Ciu
Di kawasan Pantai Depok, Kabupaten Bantul misalnya, miras oplosan maut tersebut banyak dikenal dengan nama 'angkatan laut' atau "AL". Sebutan AL ini bukanlah merujuk kepada angkatan laut namun merujuk kepada nelayan yang kehidupannya mengandalkan dengan melaut.
"Ya mungkin karena banyak yang mengonsumsi adalah orang pinggiran laut dengan harga yang murah dan terjangkau makanya minuman tersebut dinamakan AL," kata Mistok, salah satu nelayan senior di Pantai Depok, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Senin, 8 Februari 2016.
Harga minuman AL ini memang relatif murah yaitu Rp15 ribu per botol kemasan air mineral 250 mililiter. Sedangkan minuman AL yang rasanya lebih keras lagi dijual dengan harga Rp25 ribu per botol.
"Yang banyak laku yang dijual Rp15 ribu rasanya tidak terlalu
nyengrak
(keras)," katanya.
Nelayan asal Kebumen ini mengakui banyak pedagang miras oplosan di Pantai Depok sebelum meledaknya kasus miras oplosan yang menyebabkan banyak korban tewas.
"Kemasan dan rasanya persis seperti yang marak diberitakan. Saya menduga miras oplosan tersebut juga berasal dari peracik yang sama," katanya.
Pasca meledaknya miras oplosan tersebut ,saat ini minuman AL memang sudah sulit ditemukan. Apalagi setelah peraciknya ditangkap, minuman oplosan itu sudah lenyap dari pasaran.
"Dahulu di kawasan Pantai Parangkusumo juga ada yang jualan namun saat ini yang jualan sudah pergi pasca ditemukan korban tewas akibat miras oplosan," katanya.
Sementa itu Patol, nelayan di Pantai Samas mengaku sering mengonsumsi miras AL dan tidak berdampak apa-apa kepada tubuhnya. Menurutnya, minuman AL ini cukup laris apalagi yang mengonsumsi kebanyakan adalah nelayan.
"Ketika saya mengonsumsi AL tidak keracunan atau lainnya. Atau mungkin saya lagi beruntung saja. Tapi sekarang sudah sulit ditemukan. Saat membeli, pedagang bilang stok habis dan belum dikirim lagi," katanya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Ya mungkin karena banyak yang mengonsumsi adalah orang pinggiran laut dengan harga yang murah dan terjangkau makanya minuman tersebut dinamakan AL," kata Mistok, salah satu nelayan senior di Pantai Depok, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Senin, 8 Februari 2016.