PHK Massal Bukan Cerminan Ekonomi RI, Kata Wapres JK
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Wakil Presiden Jusuf Kalla menjelaskan penyebab masih adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) meski pemerintah sudah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi. Menurut JK, persoalan PHK bukan karena persoalan ekonomi secara keseluruhan, tapi karena adanya aksi korporasi.
"Ada juga karena ekonomi seperti pertambangan. Karena harga batubara turun, pasti terjadi. Itu ada hubungannya dengan Ford. Karena mobil Ford itu kecil penjualannya tapi umumnya dipakai di daerah alat berat, pertambangan ya itu terhenti. Lampunya diganti, pabriknya diefisienkan, digabung. Gitu saja sebenarnya," kata JK di kantornya, Jakarta, Jumat 5 Februari 2016.
Ia menambahkan perusahaan-perusahaan yang keluar dari bisnisnya di Indonesia juga tidak semua berasal dari Jepang. Ia mengklaim tiap hari ada banyak perusahaan baru yang masuk, meski ia tak mendetailkannya.
"Toyota naikkan produksi, Honda naikkan produksi, Daihatsu naikkan produksi. Jadi tidak semua turun. Banyak juga yang naikkan produksi. Ford kan Amerika, bukan Jepang, Chevrolet kan bukan (berasal dari Jepang). Jadi tidak ada hubungannya dengan Jepang," kata JK.
Ia menjelaskan persoalannya atas perusahaan-perusahaan yang bermasalah tersebut bukan ada di Indonesia. Permasalahan yang perusahaan tersebut hadapi menurut JK berasal dari 'induk' perusahaannya.
"Karena induknya ada masalah, maka terjadi pengalihan kepemilikan. Karena itu maka terjadi inefisiensi. Jadi semua aksi korporasi. Bukan karena ekonomi umum. Pasar kita masih cukup bagus untuk hal-hal tertentu," kata JK.
Sebelumnya, Panasonic dan Toshiba akan menutup pabriknya yang berada di Indonesia. Penutupan pabrik tersebut akan dilakukan pada Januari hingga Maret 2016. Akibatnya sekitar 2.500 karyawan akan mengalami PHK. (ren)
Geliat Bisnis Skyworth di Asia
Skyworth Corp mamasarkan produknya dengan merek COOCAA di Indonesia.
