Kejati NTT Tangkap Buronan Kasus Korupsi Dermaga

Ilustrasi/Tahanan kabur
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Nusa Tenggara Timur (NTT) menangkap R, direktur MF, yang menjadi tersangka kasus korupsi pembangunan dermaga Kabupaten Alor pada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia tahun 2014. 

Menurut Humas Kejati NTT, Ridwan Ansar, R menjadi buron sekitar setahun terakhir, setelah penyidik menetapkannya sebagai tersangka. "Tersangka menghilang dan tidak pernah memenuhi panggilan penyidik Kejati NTT sejak 2015," kata Ridwan.
 
Akhirnya, R berhasil ditangkap di Bandung, Jawa Barat, setelah penyidik sempat mengejar tersangka sampai ke tanah kelahirannya di Banda Aceh.
 
Setelah berhasil ditangkap tadi malam, tersangka langsung dibawa dengan mobil tahanan Kejati NTT untuk selanjutnya ditahan di Rutan Klas II B Kupang, NTT.
 
Dalam pengerjaan dermaga di Kabupaten Alor, tersangka mengerjakan proyek tidak sesuai rencana pembuatan bangunan atau bestek. Di mana tiang pancang pada dermaga tidak sesuai rencana kerja semula. Tersangka diduga mengurangi penggunaan tiang pancang penopang dermaga dengan tujuan memperkaya diri sendiri.
 
"Akibat perbuatan tersangka negara dirugikan Rp4,7 miliar," ujar Ridwan.
Kejaksaan Agung Tahan Dua Tersangka Korupsi PD Dharma Jaya
 
Saat ini, penyidik Kejati NTT juga masih melakukan pengejaran terhadap tiga orang rekan tersangka R, yang menghilang dan tidak mengindahkan panggilan penyidik. Mereka adalah P, A, dan N.
KPK Tetapkan Bupati Pulau Morotai Sebagai Tersangka
 
Secara keseluruhan, proyek pembanguan dermaga pada Kemendes ini ada dua, yakni dermaga di Kabupaten Alor dan Kabupaten Flores Timur. Dari kedua proyek ini, diperkirakan negara mengalami kerugian sekitar Rp11 miliar, dari total anggaran sebesar Rp42 miliar.
Ini Foto Buron Korupsi Rp1,8 Miliar
 
Laporan: Frits Floris 
Pelaku Penganiayaan Pemuda Paga, Sikka, NTT

Polisi Tangkap 11 Dalang Bentrok Dua Desa di NTT

Bentrokan terjadi karena aksi pemalakan warga desa Paga.

img_title
VIVA.co.id
12 Februari 2016