Hilang Lima Bulan, Mahasiswa Gabung Gafatar Ditemukan

Sumber :
  • ANTARA FOTO/Umarul Faruq

VIVA.co.id - Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) yang bergabung dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Erri Indra Kautsar, telah kembali kepada keluarganya. Erri kembali setelah menghilang selama lima bulan.

Erri kini sudah berada kembali dirumahnya  yang berlokasi di Jalan Suripto, Kenjeran, Surabaya, sejak Senin, 25 Januari 2016. Erri mengungkapkan, dia sangat senang bisa berkumpul kembali bersama keluarganya, khususnya dengan ayahnya, Suharijono yang selama ini memberikan bimbingan terkait agama Islam.

Erri pergi sejak 17 Agustus lalu. Ia mengatakan, saat itu dia dijemput oleh salah seorang temannya, Bismar Permana, yang juga anggota Gafatar.

“Tapi kami itu hanya teman biasa, dan tidak lebih,” kata Erri kepada wartawan, Rabu, 27 Januari 2016. Erri mengaku hanya sebentar bertemu dengan Bismar, karena setelah itu ia meminta temannya itu untuk pergi dan tak mengikutinya.

“Kepada Bismar saya hanya minta tolong, selanjutnya saya pergi sendiri tanpa memberitahukan ke mana tujuan saya ke dia,” tutur Erri.

Erri juga enggan memberikan jawaban yang jelas apa saja yang ia lakukan selama bergabung dengan kelompok tersebut. Termasuk lokasi yang menjadi tujuannya saat menghilang dari rumah, dan berpisah dengan Bismar.

“Saya minta maaf. Tolong kalau bisa pemberitaannya sampai saya ditemukan saja, sekali lagi mohon maaf,” ucap Erri.

Sementara itu, Suharijono ayah Erri, mengatakan, dia sangat bersyukur putranya sudah bisa kembali pulang ke rumah. “Kami sekeluarga benar-benar senang, karena doa dan usaha kami selama ini sudah membuahkan hasil,” ucap Suharijono singkat.

Terpisah, Wali Kota Surabaya terpilih, Tri Rismaharini, mengaku terus melakukan komunikasi dengan Pemkot Surabaya, tepatnya Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol Linmas). Saat itu, Pemkot Surabaya sempat mengetahui posisi Erri berada di Pontianak.

Risma melanjutkan, Erri berada di Pontianak karena dia tidak betah berada di Mempawah, Kaimantan Barat. “Sepertinya Erri ini ingin kembali pulang, tapi tidak berani, makanya dia kemudian memilih tetap berada di Pontianak,” jelas Risma, Selasa, 26 Januari 2016.

Sebelumnya, Erri pergi dari rumahnya tanpa pamit pada tanggal 17 Agustus 2015. Pihak keluarga yang mengetahui Erri bergabung dengan Gafatar, segera melaporkan kejadian itu kepada polisi. Bahkan, Suharijono, ayah Erri, juga sempat melaporkan masalah itu kepada  Risma.

Risma: Jerman Sumbang Rp1,5 Triliun untuk Bangun Trem