YLKI Protes Pernyataan Menkeu Soal Rokok
- Pixabay
VIVA.co.id – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memprotes ucapan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro yang berterima kasih pada industri rokok besar, terkait capaian penerimaan cukai rokok sebesar Rp180 triliun pada 2015.
Ucapan terima kasih itu dinilai sebagai tindakan yang tidak etis karena peningkatan cukai rokok sama artinya peningkatan jumlah perokok di Indonesia.
"Itu artinya Menkeu memang menghendaki agar masyarakat Indonesia menjadi perokok aktif, dan mendukung mereka sakit akibat konsumsi rokok. Menkeu sama artinya mendukung pemiskinan karena konsumsi rokok menjadi pemicu kemiskinan" kata Ketua Harian YLKI, Tulus Abadi dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 27 Januari 2016.
Menurut Tulus, pernyataan Menkeu itu sangat ironis jika dikaitkan dengan dampak sosial ekonomi dari konsumsi rokok. Nilai cukai yang diterima tidak setara dengan dampak sosial ekonomi dari konsumsi rokok, yang rata-rata mencapai 4 kali lipat.
"Kalau cukai rokok Rp180 triliun, artinya kerugian sosial ekonominya mencapai minimal Rp700 triliun. Jadi penerimaan cukai defisit jika dikaitkan dengan kerugian sosial ekonominya. Ini menunjukkan pernyataan Menkeu sangat kontroproduktif," katanya.
Untuk itu, YLKI mendesak agar Menkeu mencabut ucapan terima kasih pada industri rokok tersebut dan menggantinya dengan ucapan duka cita dan keprihatinan. Apalagi terbukti sistem cukai di Indonesia belum mampu menjadi instrumen untuk mengendalikan konsumsi rokok.
"Ini karena peningkatan cukai rokok dilakukan dengan cara meningkatkan produksi rokok."
(mus)