Sumsel Bakal Hujan Ekstrem, Warga Sungai Musi Harus Waspada
Senin, 25 Januari 2016 - 18:01 WIB
Sumber :
- Antara/ Eric Ireng
VIVA.co.id - Tingginya curah hujan yang terjadi hampir di seluruh wilayah Sumatera Selatan sejak sepekan terakhir bakal berdampak pada curah hujan ekstrem yang menyebabkan banjir dan tanah longsor.
Menurut Kepala Seksi Observasi dan Informasi pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Palembang, Indra Purna, sejak 24 jam terkahir, curah hujan di beberapa daerah sangat tinggi, yakni mencapai 210 milimeter. Di antaranya, terjadi di Musi Banyuasin, Musi Rawas, Lubuk Linggau, Lahat, Tebing Tinggi, dan lain-lain.
Volume dan intensitas curah hujan itu hanya berbanding sedikit dengan jumlah curah hujan di Sumsel selama awal Januari 2016, yakni 250 milimeter. Hal itulah yang menjadi sebab terjadi banjir dan tanah longsor.
"Hal ini didasari karena bantaran Sungai Batanghari Sembilan bermuara di Sungai Musi, sehingga hal itu menyebabkan debit air naik. Masyarakat yang tinggal di daerah bantaran Sungai Musi dan perbukitan harus waspada,” kata Indra di Palembang pada Senin, 25 Januari 2016.
Baca Juga :
Jakarta Berawan, Depok dan Bekasi Turun Hujan
Curah hujan tinggi, kata Indra, juga berpengaruh kepada gelombang besar di laut meski memang masih standar, yakni berkisar antara satu meter hingga 1,5 meter. Namun di waktu tertentu, ketika hujan bercampur angin kencang, tinggi gelombang bisa mencapai lebih dari dua meter.
Baca Juga :
Sore Ini, Jakarta Berpotensi Diguyur Hujan
"Yang paling parah memang di laut Jawa, namun itu juga berpengaruh di Sumsel. Untuk sementara masih aman. Kita juga tidak berhak untuk memperingatkan nelayan atau aktivitas di laut lainnya. Kita hanya berupaya untuk memberikan data," ujar Indra.
BMKG memprediksi bahwa hingga kini Sumsel masih akan terus dilanda hujan hingga awal Mei 2016. Soalnya, saat memasuki akhir Mei, Sumsel kembali akan sudah memasuki musim kemarau.
"Curah hujan yang paling tinggi itu ialah pada bulan Desember, Januari, dan Maret yang akan datang. Musim hujan di kita ini mundur, biasanya kemarau masuk pada bulan Oktober, namun sekarang mundur, jadi bulan November. Jadi musim musim penghujan bisa sampai Mei, bahkan lebih," jelasnya.
Dia juga mengimbau masyarakat yang beraktivitas di luar agar waspada dan lebih memperhatikan faktor lingkungan yang kemungkinan akan terjadi saat hujan deras disertai angin kencang.
"Kalau ada pohon tinggi yang sudah rapuh, sebaiknya ditebang saja. Takutnya akan tumbang akibat hujan angin tersebut," katanya. (ase)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Curah hujan yang paling tinggi itu ialah pada bulan Desember, Januari, dan Maret yang akan datang. Musim hujan di kita ini mundur, biasanya kemarau masuk pada bulan Oktober, namun sekarang mundur, jadi bulan November. Jadi musim musim penghujan bisa sampai Mei, bahkan lebih," jelasnya.