Luhut: Gus Dur Ajarkan Demokrasi dan Hargai Perbedaan
- ANTARA FOTO/ Reno Esnir.
VIVA.co.id – Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan, menilai Abdurrahman Wahid atau Gus Dur merupakan salah satu tokoh penting di negeri ini. Menurutnya, Gus Dur yang merupakan Presiden kelima itu mewariskan sejumlah hal termasuk bagaimana menghargai perbedaan.
"Tokoh besar kita memberikan warna terhadap lndonesia bagaimana hidup berdemokrasi, menghargai perbedaan. Saya kira itu hal-hal yang perlu dikenang," kata Luhut, saat menghadiri peresmian Griya Gus Dur, di kawasan Taman Amir Hamzah, Jakarta, Minggu, 24 Januari 2016.
Luhut menambahkan, Gus Dur juga memberikan warna dalam demokrasi di lndonesia. Mengingat lndonesia merupakan bangsa yang plural, terdiri dari banyak suku, bangsa dan agama.
"Dulu teman-teman Tionghoa enggak bisa merayakan Hari Imlek, tapi sekarang jadi hari libur nasional," ujar dia.
Gus Dur lahir di Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940. Ia meninggal di Jakarta, pada usia 69 tahun, yakni 30 Desember 2009.
Pada 20 Oktober 1999, putra Wahid Hasyim itu dilantik menjadi Presiden menggantikan BJ Habibie. Gus Dur pun membentuk Kabinet Persatuan Nasional.
Luhut Pandjaitan adalah salah satu menteri dalam kabinet tersebut. Ia menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan menggantikan Muhammad Jusuf Kalla.