Buru Teroris di Poso, TNI Lakukan Pergeseran Pasukan

Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zainuddin MN

VIVA.co.id - Tentara Nasional Indonesia akan kembali menerjunkan ratusan personelnya ke Poso, Sulawesi Tengah, dalam waktu dekat ini. Hal tersebut dilakukan untuk membantu Polri dalam memburu kawanan pelaku teror jaringan Santoso, yang diyakini hingga saat ini masih bersembunyi di kawasan hutan di pegunungan wilayah Poso Pesisir Bersaudara, hingga ke wilayah Lore Bersaudara.

Pasukan tersebut, merupakan personel yang dilibatkan dalam pelaksanaan Operasi Tinombala 2016. Mereka adalah pasukan pengganti pasukan TNI yang saat ini telah bertugas sejak dilibatkan dalam pelaksanaan Operasi Camar Maleo IV, yang berakhir pada Sabtu 9 Januari lalu.

Komandan Korem 132 Tadulako, Kolonel Inf Syaiful Anwar yang juga merupakan Wakil Kepala Daerah Operasi Tinombala 2016, mengakui hal tersebut. Menurutnya, tidak ada pembekalan khusus terhadap para pasukan pengganti itu. Pasukan tersebut saat ini telah dipersiapkan dan segera akan dilakukan pergeseran pasukan.

"Pembekalan khusus tidak ada, karena kita melaksanakan sesuai dengan permintaan Polri. Kita melaksanakan operasi teritorial. Sebetulnya sudah berlangsung terus, karena kita di wilayah sini memang kegiatannya seperti itu. Mereka berasal dari Kodam. Satuan wilayah. Tidak ada satuan dari luar," ujar Kolonel Syaiful Anwar, Jumat 22 Januari 2016.

Selain itu, dalam rangka membantu Polri, khususnya untuk wilayah Polda Sulteng dalam memburu kelompok teroris Santoso. TNI melibatkan Bintara Pembina Desa (Babinsa) dalam melaksanakan tugas territorial tersebut.

"Sebagai contoh, Babinsa kami yang berada di kampung-kampung, ditugaskan untuk mengimbau kepada masyarakat, yang dalam tanda petik mungkin memberikan bantuan kepada kelompok yang ada di hutan sana," tutur Kolonel Syaiful Anwar.

Baik TNI maupun Polri meminta kepada masyarakat agar tidak mendukung kelompok tersebut. Aparat keamanan meyakini adanya bantuan yang diberikan warga, sehingga kelompok itu masih bisa bertahan hingga saat ini.

"Pasti. Pasti ada bantuan. Kalau tidak ada bantuan, mereka mungkin sudah kelaparan di hutan sana. Karena ada bantuan itulah mereka bisa bertahan terus dihutan. Dan ini memang tugas kita untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat dengan mengimbau untuk tidak memberikan bantuan," ujar dia.

Danrem 132 Tadulako itu mengimbau kepada masyarakat agar tidak lagi memberikan bantuan kepada kelompok tersebut. "Kita mengimbau terus kepada masyarakat untuk tidak memberi bantuan dalam bentuk apapun. Termasuk dalam bentuk makanan, sehingga mereka yang di hutan itu akan terjepit. Dia akan terpaksa, mau tidak mau tentunya bisa menyerahkan diri, dan ini akan segera berakhir," terang mantan Komandan Yonif  714 Sintuwu itu.

Begini Cara TNI Ungkap Testimoni Freddy Budiman

Laporan: Mitha Meinansi – Poso, Sulteng