Survei: Mayoritas Masyarakat Indonesia Tolak ISIS
- VIVA.co.id/Moh.Nadlir
VIVA.co.id - Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan Iebih dari 95 persen responden menyatakan Islamic State of Syria and Iraq (ISIS) tidak boleh ada di Indonesia. Hanya 0,3 persen saja yang menyatakan ISIS boleh didirikan di Indonesia.
"Upaya organisasi penyebar teror seperti ISIS untuk memperoleh dukungan di Indonesia tampaknya gagal total," kata Direktur Utama SMRC, Djayadi Hanan, di kantor SMRC, Jakarta Pusat, Jumat, 22 Januari 2016.
Survei tersebut juga menunjukkan bahwa hampir 90 persen masyarakat menyatakan tidak setuju dengan alasan perjuangan ISIS. Cuma 0,8 persen yang menyatakan setuju dengan yang diperjuangkan ISIS itu.
Tak hanya itu, 90 persen masyarakat menyatakan ISIS adalah ancaman bagi NKRI. Namun 4,4 persen lainnya menyatakan ISIS bukan ancaman.
"Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia pada umumnya menyadari keberadaan ISIS. Namun pada saat yang sama tidak setuju dengan apa yang diperjuangkan ISIS, menganggap ISIS sebagai ancaman dan menolak kehadiran ISIS di Indonesia,” ungkap Djayadi.
Berdasarkan penelitian tersebut, penolakan terhadap ISIS tersebar merata di semua kategori gender, desa-kota, umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, wilayah, etnis dan agama.
"Jadi, ISIS dinilai musuh rakyat Indonesia. Baik muslim maupun nonmuslim, apapun etnisnya, apapun pendidikannya, baik Iaki-Iaki maupun perempuan. Apapun kelas sosial ekonominya, dimanapun wilayah mereka tinggal,” Djayadi menjelaskan.
Djayadi menerangkan, segelintir masyarakat Indonesia bersimpati pada ISIS yaitu, sekitar 0-2 persen dan diidentifikasi umumnya berasal dari kalangan muda.
"Ada 4 persen warga berusia 22-25 tahun dan 5 persen warga yang masih sekolah atau lulus kuliah yang mengenal ISIS, setuju dengan apa yang diperjuangkan ISIS. Sisanya kelompok lain angka itu hanya O-1 persen," tuturnya.
Survei ini dilakukan pada 10 hingga 20 Desember 2015 lalu di seluruh provinsi di Indonesia. Terdapat 1.220 responden yang dipilih secara acak. Responden yang bisa diwawancarai secara valid sebanyak 997 orang atau 82 persen dengan margin of error kurang lebih 3,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (ase)