DPO Teroris Poso Bertambah 17 Orang
Kamis, 21 Januari 2016 - 15:28 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Abdy Mary
VIVA.co.id
- Aparat keamanan di Poso, Sulawesi Tengah, meyakini kelompok radikal pelaku teror di Poso, hingga saat ini masih bersembunyi di kawasan hutan pegunungan di wilayah Poso Pesisir Bersaudara hingga ke pegunungan Napu.
Baca Juga :
Polisi: Moril Kelompok Santoso Mulai Jatuh
Baca Juga :
Lagi, Anggota Kelompok Santoso Serahkan Diri
Dalam keterangannya di Poso, Kepala Daerah Operasi Tinombala 2016, Kombes Pol. Leo Bona Lubis menyatakan keyakinan tersebut. Menurutnya, ada sejumlah dokumen yang menjadi petunjuk pihak kepolisian untuk mengungkap lebih lanjut lokasi persembunyian kelompok teroris.
Keyakinan aparat keamanan ini berdasarkan sejumlah kejadian, pengejaran dan penyekatan yang dilakukan, sejak awal operasi ini berjalan hingga saat ini. Selain itu, ditemukannya dokumen pada jenazah terduga teroris dalam peristiwa kontak tembak Jumat, 15 Januari 2016 lalu, di pegunungan Tineba, Desa Taunca, Poso Pesisir Selatan. Jenazah ini, berhasil dievakuasi kepolisian.
Bahkan, Wakapolda Sulawesi Tengah itu menjelaskan, dari hasil pengembangan yang dilakukan pihaknya, berdasarkan dokumen-dokumen yang ditemukan, jumlah anggota kelompok ini semakin bertambah. Saat ini, ada sekitar 17 nama baru dari 38 orang yang sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kasus terorisme, sejak pelaksanaan Operasi Camar Maleo IV sebelumnya.
“Kalau rekan-rekan tahu, ada penambahan daftar DPO, tapi kita belum bisa perlihatkan gambarnya. Kurang lebih 17 orang,” ujar Leo di Poso, Kamis, 21 Januari 2016.
Diperkirakan nama-nama tersebut bertambah, seiring dengan masuknya aliran dana, yang diduga dari kelompok ISIS ke Poso. Para DPO itu dinyatakan sebagai jaringan kelompok Santoso.
Laporan : Mitha Meinansi
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Bahkan, Wakapolda Sulawesi Tengah itu menjelaskan, dari hasil pengembangan yang dilakukan pihaknya, berdasarkan dokumen-dokumen yang ditemukan, jumlah anggota kelompok ini semakin bertambah. Saat ini, ada sekitar 17 nama baru dari 38 orang yang sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kasus terorisme, sejak pelaksanaan Operasi Camar Maleo IV sebelumnya.