Surabaya Konfirmasi Dua Warganya Gabung Gafatar di Kalbar
- VIVA.co.id/Aceng Mukaram
VIVA.co.id - Pemerintah Kota Surabaya mengonfirmasi atau memastikan bahwa ada dua warganya yang bergabung dengan organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Mereka termasuk dalam ratusan warga yang bermukim di Desa Moton, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Permukiman itu dibakar massa pada Selasa petang, 19 Januari 2016.
Pemerintah Kota merahasiakan identitas lengkap warganya yang bergabung dengan Gafatar itu dan hanya menyebut inisial, yakni AR (45 tahun) dan SC (43 tahun). Alamat asal mereka pun dirahasiakan demi alasan keamanan.
Menurut Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya, Sumarno, kedua orang itu berangkat ke Kabupaten Mempawah pada pekan lalu.
“AR itu (berangkat) tujuh hari lalu, sedangkan AC itu berangkatnya lima hari lalu," jelas Sumarno saat ditemui wartawan di Surabaya pada Rabu, 20 Januari 2016.
Sumarno menduga, selain kedua orang itu, sebenarnya masih ada warga Surabaya lain yang berada di Mempawah. Di antaranya keluarga dari AR dan SC. Mereka juga mengajak keluarganya untuk pindah ke Mempawah.
"Kalau AR itu bersama istrinya, dan empat orang anaknya, sedangkan SC bersama istri dan anaknya juga," ujar Sumarno.
Mengenai keberadaan Erri Indra Kautsar, mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya yang juga menjadi anggota Gafatar, Sumarno belum mengetahui pasti. Sebab, berdasarkan informasi yang diterimanya, sama sekali tidak ada nama Erri Indra Kautsar di Mempawah.
"Makanya, bisa saja dia masih berada di Surabaya, atau di luar Kalimantan. Tapi yang pasti, kami juga akan terus mencarinya," ujar Sumarno.
Ratusan warga
Pemerintah Provinsi Jawa Timur belum memastikan jumlah warganya yang bergabung dengan Gafatar dan telah berada di Mempawah. Tetapi perkiraan sementara mencapai ratusan orang.
Gubernur Soekarwo mengaku belum menerima data pasti tentang warganya yang berada di Mempawah. Kalau pun memang benar mencapai ratusan orang, Pemerintah memastikan memfasilitasi kepulangan mereka. Pemerintah juga menjamin melindungi keamanan mereka setiba di kampung halaman.
"Prinsipnya, Pemprov Jatim akan memfasilitasi mereka pulang ke daerah masing-masing begitu sampai di Jatim," kata Gubernur di Surabaya pada Rabu, 20 Januari 2016.
Pemerintah Provinsi akan mendatang ulang warganya yang berada di Mempawah sebelum dipulangkan ke kampung halaman masing-masing. Hal itu untuk kepentingan pembinaan dan pemberdayaan.
G‎ubernur meminta Majelis Ulama Indonesia agar membimbing mereka kembali ke jalan yang benar. "Ini kewajiban kita membawa ke ajaran mereka masing masing secara benar, bukan dicap sebagai gerakan radikal," katanya.