76 Warga Yogya Dilaporkan Hilang Gabung Gafatar
- Antara/Jessica Helena Wuysang
VIVA.co.id – Laporan orang hilang yang diduga bergabung dengan organisasi masyarakat (ormas) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) hingga hari ini, Rabu, 20 Januari 2016 sudah mencapai 79 warga hilang. Warga yang hilang misterius tersebut dan kini bermukim di Kalimantan diperkirakan mencapai ratusan.
"Hari ini ada satu warga dilaporkan hilang dan sampai hari ini kita menerima laporan sebanyak 79 warga hilang diduga terkait Gafatar," kata Kepala bidang Humas dan Informasi Polda DIY, AKBP Anny Pudjiastuti.
Anny menjelaskan, saat ini institusinya lebih memfokuskan pada pemulangan warga DIY yang berada di Kalimantan terkait Gafatar.
"Kami bekerja sama dengan Polda Kalimantan Barat dan surat berisi data nama-nama orang yang dilaporkan hilang dari Yogyakarta sudah kami kirim," ujarnya.
Anny mengakui bahwa sampai saat ini polisi belum memiliki data pasti dan masih berdasar laporan warga terkait orang hilang. Namun, dari data Polda Kalbar, saat ini sedang dilakukan pendataan di beberap lokasi yang dijadikan basis Gafatar.
"Di Menpawah saja informasinya ada 700 orang, belum daerah lain seperti Ketapang. Kami terus berkoordinasi dengan petugas di sana dan berapa jumlah warga asal Yogyakarta kami belum tahu pasti," ujarnya.
Ancam Eksodus
Sementara itu, mantan anggota Gafatar mengancam akan eksodus ke luar negeri karena keselamatan mereka terancam.
"Di Mempawah ada mobil kami yang dibakar warga. Sebelumnya, sudah ada yang mengusir kami dan meminta meninggalkan lahan yang kami gunakan bercocok tanam itu. Jadi, lebih baik kami pergi ke luar daerah saja," ungkap salah satu mantan pengurus Gafatar pusat, Wisnu.
Wisnu yang mengaku asisten pribadi dari Ketua Umum Gafatar Mahflun T Manurung mengaku keselamatan anggota Gafatar yang membuka lahan di Mempawah, Kalbar, dalam posisi terancam. Sebab, setiap hari pasti ada saja ancaman tindakan kekerasan kepada anggota mereka.
"Kalau seperti ini terus kondisinya lebih baik kami eksodus ke luar negeri saja karena negara sudah tidak bisa lagi melindungi warganya. Biar malu pemerintah Indonesia," papar dia dengan nada emosional.
Wisnu mengaku kalau lahan yang berada di Mempawah seluas 42 hektare dan dijadikan lokasi untuk bercocok tanam bukanlah lahan utama dari Gafatar. Sebab, di luar itu dan tetap ada di Kalimantan, masih ada beberapa lahan lainnya di sejumlah lokasi.
"Adalah beberapa lokasi lahan yang digunakan kami bercocok tanam di Kalimantan, tapi tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Nanti keselamatan anggota lainnya terancam," kilah Wisnu.