Doa Agus Usai Kubur Engeline: Cabut Nyawa Saya Tuhan

Sumber :
  • FOTO ANTARA/Panji Anggoro

VIVA.co.id - Terdakwa pembunuh Engeline, Agus Tay Hamba May, memberikan keterangan di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar, kemarin. Pada kesempatan itu, Agus kembali menegaskan jika ia hanya disuruh oleh Margriet membungkus jasad Engeline dan menguburkannya. Sementara mengenai pembunuh Engeline, Agus bersikukuh jika Margriet sebagai pelakunya.

Karena Warisan Pria di Surabaya Bunuh Adik dan Keponakan, Ujungnya Menyesal

"Saya bicara sejujurnya, saya tidak bohong. Pelakunya Margriet, saya hanya disuruh membungkus dan menguburkan," kata Agus di hadapan Ketua Majelis Hakim Edward Harris Sinaga.

Meski mengaku sudah berkata jujur, namun Edward kembali menekan Agus agar bicara sejujurnya.

Terungkap Motif Pembunuhan Wanita Terbungkus Kasur di Tangerang

"Tolong berkata jujur, karena kamu dan Margriet sudah saling tuding tentang siapa pelaku pembunuhnya. Kamu mengatakan kalau Margriet pelakunya, karena kamu menjelaskan bagaimana caranya Magriet membunuh Engeline. Sementara Magriet tidak dapat menjelaskan bagaimana cara kamu membunuhnya," ujar Edward.

Mendapati pertanyaan demikian, Agus kembali menegaskan jika ia sudah mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Menurut Agus, ia hanya disuruh merokok, menyulut puntung rokok ke punggung Engeline, mengambil sprei, boneka dan membuka celana untuk ikut dikubur bersama jasad Engeline. Ia juga diminta mengambil tali untuk dililitkan di leher bocah delapan tahun tersebut.

Polisi Pastikan Jasad Wanita Terbungkus Kasur Korban Pembunuhan, Identitas Terungkap

Bahkan, Agus mengaku diperintah Margriet untuk memperkosa Engeline. Hanya saja, permintaan Margriet itu ditolaknya.

Agus lantas menguburkan jasad Engeline. Usai menguburkan Agus mengaku sempat memanjatkan doa. Hakim Edward kemudian bertanya kepada Agus doa apa yang ia panjatkan usai mengubur jasad bocah mungil tersebut.

"Apa isi doamu saat itu, Gus. Apa yang kau doakan?" tanya Edward.

Agus mengaku jika ia meminta kepada Tuhan agar nyawanya juga ikut dicabut, lantaran ia tak bisa berbuat apa-apa atas perbuatan keji yang menimpa Engeline.

"Ya Tuhan, tolong cabut nyawa saya, karena tidak bisa berbuat apa-apa di sini," ujar Agus.

Agus menjelaskan bahwa pada saat pertama memberi keterangan di hadapan polisi pada 10 Juni 2015, ia dalam kondisi tertekan. Agus mengaku dipukul, ditelanjangi, dan rambutnya dibakar oleh polisi. Bahkan, saat diperiksa penyidik, Agus mengaku Margriet selalu berada di samping polisi.

Keterangan yang diberikan kemudian disampaikan sesuai keinginan Margriet. Agus berubah pikiran setelah ia didatangi oleh rohaniawan Kristiani pada 17 Juni 2015.

"Saat itu rohaniawan berkata kepada saya bahwa saya harus jujur karena ini masalah pembunuhan. Kalau kamu yang lakukan, katakan terus terang. Kalau kamu tidak melakukan, kamu juga harus berterus terang," kata Agus menirukan ucapan rohaniawan itu.

Dari sana, Agus mengaku keberaniannya muncul untuk mengatakan apa yang sesungguhnya terjadi.

Sementara itu, kuasa hukum Agus, Hotman Paris Hutapea, menyatakan bahwa 99 persen keterangan Margriet tidak masuk akal dan bertentangan dengan fakta sebenarnya.

Keempat tersangka saat dihadiri dalam konferensi pers di Markas Polsek Medan Tembung. (dok Polsek Medan Tembung)

Dipicu Cemburu, Wanita di Deliserdang Bunuh Selingkuhan Suami

Dipicu Cemburu, Wanita di Deliserdang Bunuh Selingkuhan Suaminya

img_title
VIVA.co.id
17 November 2024