Adik Ungkap Isi Surat Terbuka untuk Sultan
Minggu, 17 Januari 2016 - 15:26 WIB
Sumber :
- Vivanews/Ochi
VIVA.co.id
- Adik-adik Sri Sultan Hamengkubuwono X telah melayangkan surat terbuka yang berharap konflk internal keraton Yogyakarta, bisa segera diselesaikan dan tidak menimbulkan polemik berkepanjangan.
Namun Sultan sendiri mengaku, belum menerima dan membaca surat tersebut sehingga enggan memberikan pernyataan.
Surat tersebut dikirimkan lewat Sekretaris Pribadi (Sekpri) Gubernur DIY di Kompleks Kepatihan, Pemda DIY, sehari sebelum isinya beredar ke media massa.
''Surat terbuka itu, sudah kami kirimkan melalui sekpri Ngarsa Dalem,'' kata KGPH Hadiwinoto, adik kandung Sri Sultan Hamengkubuwono X, di Yogyakarta, Minggu, 17 Januari 2016.
Menurutnya, surat akan lebih cepat sampai kalau diserahkan melalui Kepatihan, dari pada ke Keraton Yogyakarta. Oleh karena itu, seharusnya Sri Sultan Hamengkubuwono X sudah menerima dan membacanya.
KGPH Hadiwinoto menjelaskan, surat terbuka itu pada dasarnya hanya ingin mengingatkan dan meminta Raja Keraton Yogyakarta yang bertahta saat ini, Sri Sultan Hamengkubuwono X, kembali kepada panutan lama Keraton.
Raja, lanjut dia, adalah pimpinan adat yang seharusnya menjadi pengayom untuk kelembagaan adatnya tetap utuh dan terjaga. Untuk itu, polemik internal ini harus segera diakhiri demi menjaga keutuhan, kelestarian dan keharmonisan kelembagaan Keraton Yogyakarta.
Secara terpisah, Kanjeng Pangeran Harya (KPH) Purbodiningrat menuturkan, kemungkinan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat tidak jadi menjelaskan isi Sabda Jejaring yang disampaikan Sri Sultan Hamengkubuwono X pada 31 Desember 2015 lalu.
Sebab, menurut KPH Purbodiningrat, Sabda Jejering Raja merupakan perintah ke internal Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Maka Keraton perlu memikirkan manfaat dan mudaratnya, jika akan menjelaskannya ke publik.
''Nuwun sewu, niki soal internal dadi meniko kadang kita memikirkan manfaat dan mudaharatnya, (mohon maaf, ini masalah internal, jadi masalah ini terkadang kita memikirkan manfaat dan mudaratnya)," katanya.
Pada dua sabda sebelumnya, yakni Sabdaraja dan Dawuhraja, Sri Sultan Hamengkubuwono X menjelaskan ke publik, dengan mengundang masyarakat ke Ndalem Wironegaran.
Untuk Sabda Jejering Raja ini, Keraton Yogyakarta melalui Kawedanan Hageng Punokawan Panitra Pura sudah memberikan naskah Sabda Jejering Raja, kepada adik-adik Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Saat itu, lanjut Purbodiningrat, para saudara Sri Sultan juga sudah menanggapinya dengan mengeluarkan surat terbuka untuk Ngarso Dalem.
Terkait hal itu, Keraton Yogyakarta memberikan naskah kepada saudara Ngarso Dalem, karena mereka tidak hadir saat sabda dibacakan di halaman Sitihinggil Keraton.
''Kalau ditimbali (dipanggil Hamengkubuwono X) enggak rawuh (datang) gimana? kan harus pakai surat tho,'' ujar politsi PDIP itu.
Meski demikian, anggota DPRD DIY ini mengaku tidak tahu pasti korespondensi antara Sri Sultan dengan adik-adiknya tersebut. Yang jelas, saat akan membacakan Sabda, selalu mengundang adik-adiknya untuk datang.
''Kalau diundang, pasti diundang, masalah rawuh tidak itu kan hak beliau-beliau,'' katanya.
Untuk langkah selanjutnya setelah adanya surat yang dikirim putra-putri Hemengkubuwono IX, KPH Purbodiningrat mengatakan tidak tahu kelanjutannya. Termasuk, apakah internal Keraton Yogyakarta akan membahasnya. Hal ini karena semua masalah kini menjadi urusan Ngarso Dalem dan Gusti Condro (GKR Condrokirono).
Tapi untuk surat terbuka dari putra-putri Hamengkubuwono IX, suami GKR Maduretno ini kembali menegaskan, Sabda Jejering Raja merupakan urusan internal Keraton Yogyakarta.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Untuk langkah selanjutnya setelah adanya surat yang dikirim putra-putri Hemengkubuwono IX, KPH Purbodiningrat mengatakan tidak tahu kelanjutannya. Termasuk, apakah internal Keraton Yogyakarta akan membahasnya. Hal ini karena semua masalah kini menjadi urusan Ngarso Dalem dan Gusti Condro (GKR Condrokirono).