Pengalaman Pertama Johan Budi Jadi Jubir Presiden

Jubir Presiden Johan Budi.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/

VIVA.co.id - Melihat sosok Johan Budi Sapto Pribowo, mungkin akan selalu identik terlihat di layar televisi, saat mengumumkan penetapan tersangka seorang pejabat, atau pengusaha di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi.

Dari inisial para tersangka, hingga pasal apa yang dikenakan, sudah menjadi makanan sehari-hari Johan Budi selama menjadi juru bicara KPK itu dalam kurun waktu 10 tahun ke belakang.

Namun, sejak Selasa 12 Januari 2016, Johan Budi tidak lagi menjadi juru bicara KPK. Tetapi, juru bicara Presiden, yang diamanatkan menyampaikan program-program pemerintah ke masyarakat. Tentu juga, berbagai isu yang hangat dibicarakan.

Menjadi juru bicara KPK dengan juru bicara pemerintah, tentu berbeda. KPK sudah pasti konsen pada masalah hukum, pasal, dan sebagainya. Tetapi, menjadi jubir Presiden, tentu mencakup banyak hal.

Nah, pada Rabu sore hari, 13 Januari 2016 di Istana Merdeka, Presiden Joko Widodo menyampaikan keterangan persnya terkait pembentukan Badan Restorasi Gambut, atau BRG.

Istana Tak Terima Presiden Disebut Intervensi Kasus Baswedan

Turut mendampingi, Kepala BRG yang ditunjuk Nazir Foead, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Johan Budi sendiri.

Usai Presiden Jokowi mengumumkan badan baru yang dibentuk melalui Peraturan Presiden yang diteken 6 Januari itu, giliran pihak yang mendampingi yang memberikan keterangan. Dari Menteri Siti Nurbaya, Nazir, hingga Johan Budi.

Setelah Menteri Siti menyampaikan teknis BRG, dia langsung meninggalkan podium, sehingga hanya ada Nazir dan Johan. Johan Budi terlihat lebih banyak membaca, bahan Perpres pembentukan BRG itu, terutama saat Nazir memberikan keterangan dan menjawab pertanyaan wartawan.

Sesekali dia mengangkat kepalanya, memandang lurus ke depan. Namun, tak jarang juga, kembali melanjutkan bahan-bahan yang sudah disiapkan.

Giliran Johan yang turut berbicara. Di deretan wartawan, terdengar candaan "Siapa tersangkanya?", hal yang biasa ditanyakan ke Johan Budi saat hendak memberikan keterangan pers saat masih menjadi juru bicara KPK.

Pertama kali menyampaikan keterangan sebagai juru bicara Presiden, memang terlihat Johan Budi agak grogi. Dia, bahkan salah menyebut luas lahan gambut yang rusak dan harus dikembalikan seperti semula, yang seharusnya dua juta hektare, tetapi disebutnya lima juta hektare. Walau akhirnya diralat kembali.

"Sebenarnya, yang penting menjelaskan kepada publik, menurut saya bahan yang disampaikan oleh penyampai siapa pun harus ada feeding yang lengkap, sehingga bisa dipahami oleh teman-teman media. Sama saja mau hukum, mau ekonomi, tergantung bahan," kata Johan Budi, usai penampilan perdananya sebagai juru bicara Presiden, di Istana Merdeka Jakarta, Rabu.

Johan mengaku tidak ingin dibentur-benturkan dengan kepentingan politik. Dia bekerja sebagai profesional, bahwa ia ditunjuk dan diberi kepercayaan oleh Presiden Jokowi untuk menjadi staf khusus bidang komunikasi, alias juru bicara.

"Saya tidak mau terlibat dalam politik, dalam konteks sebagai jubir atau staf khusus di bidang komunikasi. Pro dan kontra selalu ada. Ada yang suka, ada yang tidak," kata Johan.

Menarik untuk dicermati, kiprah Johan Budi di pemerintah. Tugas pertama dia, setelah 10 tahun lebih menjadi corong KPK untuk menyampaikan capaian tugas lembaga tersebut. (asp)