Ini Hasil Tes Kejiwaan Ibu Angkat Engeline
Kamis, 7 Januari 2016 - 19:24 WIB
Sumber :
- ANTARA/Nyoman Budhiana
VIVA.co.id
- Ibu angkat Engeline, Margriet Christina Megawe, kembali menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Denpasar, Kamis, 7 Januari 2016.
Pada persidangan dengan agenda kesaksian itu menghadirkan Dr Lely Setyawati, ahli kejiwaan. Dalam paparannya, Lely mengatakan, ia diminta oleh Polresta Denpasar untuk memeriksa kejiwaan Margriet. Ia pun menyanggupi. Pemeriksaan dilakukan di Polresta Denpasar.
"Waktu itu sekitar tiga jam saya melakukan pemeriksaan terhadap Margriet," kata Lely, di hadapan Ketua Majelis Hakim Edward Harris Sinaga.
Tes kejiwaan yang dilakukan oleh Lely menyimpulkan, jika Margriet merupakan sosok paranoid, over-reaktif, maskulin, agresif dan psikopat. Lely juga menyebut, Margriet memiliki kecenderungan melakukan kekerasan terstruktur.
"Psikopat itu tipe. Psikopat sesuatu yang berbeda dengan yang umumnya kita alami. Ada komponen psikopat, ada komponen impulsif. Ada sesuatu langsung bereaksi. Secara hukum, tipe ini tidak berkaitan boleh disidang atau tidak, karena ini bukan gangguan kejiwaan," ujarnya menjelaskan.
"Tidak mengurus surat-surat, tidak membawa Engeline ke tempat sesuai keyakinan keimanannya, sekolah tidak diberitahu asal-usulnya hingga Engeline pernah diolok-olok teman-temannya sebagai anak angkat. Itu yang saya maksud kekerasan terstruktur," kata Lely.
Lely memaklumi Margriet tak memberitahu asal-usul Engeline lantaran terikat oleh perjanjian pengangkatan anak oleh orangtua kandung bocah delapan tahun tersebut. "Margriet tidak memberitahu, saya tahu mungkin karena perjanjian. Tapi, bagi kami itu penelantaran, kekerasan terstruktur," ujarnya.
Saat ditanya Hakim Edward mengapa Margriet tak memberitahu asal-usul Engeline, Lely menduga bisa saja tujuan Margriet sesungguhnya baik. "Sebenarnya tujuannya baik. Dia tidak mau anaknya tahu kalau dia anak angkat. Kultur di Indonesia memang anak angkat itu memalukan," ujarnya menambahkan.
Menurut Lely, Margriet sesungguhnya sangat menyayangi Engeline. Namun, rasa sayang yang dicurahkan sangat berlebihan. Hal itu justru membuat Engeline merasa tak nyaman. "Margriet sebetulnya sangat menyayangi Engeline. Dia melakukan segala sesuatu yang menurutnya benar dalam berbagai hal, tapi ternyata tidak nyaman bagi si anak (Engeline)."
(mus)
Baca Juga :
Warisan, Motif Margriet Rencanakan Pembunuhan Engeline
Margriet merasa terpaksa mengadopsi Engeline sebagai anak angkat.
VIVA.co.id
5 Februari 2016
Baca Juga :