Anugerah Pertamina Awards Kukuhkan Kiprah Rumdani
VIVA.co.id - Tidak ada firasat apa-apa bagi Rumdani Prakti Sumiwi saat menghadiri Malam Anugerah Pertamina Awards 2015, di Kantor Pusat Pertamina 10 Desember 2015. Ibu tiga anak itu tiada henti mengucap syukur bisa masuk nominasi penerima Anugerah Pertamina Awards untuk kategori Pertamina Berdikari.
Perempuan kelahiran 2 Juni 1962 ini, bersama finalis lainnya duduk dalam satu meja bersama belasan finalis lainnya yang lolos menjalani serangkaian seleksi penjurian yang melibatkan tim internal Pertamina dan dari kalangan eksternal.
Tradisi penganugerahan Pertamina Awards kembali digelar pada rangkaian acara HUT Pertamina ke-58. Memasuki tahun ke-tiga, anugerah Pertamina Awards diberikan kepada sosok inspiratif bagi masyarakat sekitar yang merupakan para penerima manfaat program tanggung jawab sosial dan lingkungan Pertamina.
Pertamina Award diberikan kepada sosok inspiratif dalam beberapa kategori yakni Berdikari, Hijau, Mitra Unggulan, Sehati, Cerdas. Salah satu dewan juri yakni VP CSR dan Small Medium Enterprise Partnership Program Pertamina, Kuswandi menyatakan calon-calon penerima Pertamina Awards tahun ini merupakan perwakilan dari penerima manfaat Pertamina dari unit operasi, pengolahan maupun Anak Perusahaan.
“Tentunya kadindat yang dikirim adalah yang terbaik dari para penerima manfaat program tanggung jawab sosial Pertamina. Saya melihat saat wawancara mereka adalah orang-orang yang menjalankan misi untuk memajukan masyarakat sekitar tanpa pamrih,” kata Kuswandi.
Seluruh kadindat wajib melewati tahap wawancara, termasuk Rumdani. Selama menjalani penjurian, ia mengaku memaparkan kegiatan yang dilakukan selama ini yang tentunya tak lepas dari dukungan program CSR Pertamina. “Semua saya sampaikan dari awal mula merintis kegiatan PKK dan Posyandu hingga mengelola usaha jamur dan olahannya,” kata perempuan berkacamata itu.
Perjuangan yang dilakukan Rumdani selama 10 tahun, ternyata berbuah manis. Rumdani berhasil meraih Juara 1 Pertamina Awards Kategori Berdikari. “Saya tidak menyangka mendapatkan pengahrgaan ini. Tentunya bangga, bahagia dan penghargaan ini menjadi hadiah bagi seluruh ibu-ibu yang bersama kami berjuang untuk mengembangkan usaha budidaya jamur dan makanan olahan,” katanya berkaca-kaca.
Perempuan berpenampilan sederhana tapi supel itu pun bercerita tentang perjalanannya bersama para ibu-ibu di Kelurahan Tegalkamulyan, merintis kegiatan mandiri untuk mendorong peningkatan ekonomi warga.
Bermula dari Kegiatan Posyandu
Mengelola kelompok PKK dan Posyandu, identik dengan kerja sosial. Tak banyak orang mau terlibat dalam kegiatan yang hasilnya lebih kepada kepuasan batin semata. Namun hal tersebut tak terjadi pada Rumdani. Perempuan paruh baya asal Cilacap ini, bisa dibilang tak bisa diam dalam berbagai aktivitas.
“Dari dulu saya aktif dan berupaya menggerakkan kegiatan ibu-ibu PKK,” ucap Rumdani.
Rumdani dengan tangan dinginnya, melebur bersama masyarakat, khususnya ibu rumah tangga. Meski hanya tamatan Sekolah Menengah Pertama, Rumdani punya cita-cita memajukan perekonomian masyarakat lewat tangan-tangan terampil ibu rumah tangga.
Dibawah bendera Posyandu Puspa Ayu 14, Rumdani dam kawan-kawannya tidak sekadar melaksanakan tugas pokok sebagai kader posyandu. Di samping memonitor perkembangan balita, mereka juga menciptakan peluang usaha untuk memberikan tambahan penghasilan bagi ibu rumah tangga.
Budidaya jamur tiram putih dan pengolahannya menjadi bisnis awal yang ditekuni Rumdani dan kelompoknya. Dengan modal awal 500 media tanaman jamur pada tahun 2005 usaha tersebut berkembang menjadi lebih dari 10 ribu media yang dikelola. Kumbung atau rumah untuk budidaya jamur yang semula berukuran 3 x 3 meter, kini sudah mencapai 12 x 20 meter. Upaya tersebut perlahan mendongkrak penghasilan warga.
Selama tiga tahun kelompok yang bermarkas di rumah Rumdani Jalan Baruna Raya 1 RT04/14, Desa Tegalkamulyan, Cilacap Selatan tak tinggal diam. Bermula dari kreativitas Rumdami mengolah aneka makanan berbahan baku jamur tiram. Perlahan tapi pasti, usaha tersebut menjadi catering berbahan baku jamur dengan 40 varian, diantaranya sate, empek-empek, baso, pizza, pepes, kerpik dan lain-lain.
“Awalnya belajar otodidak saja, sementara idenya karena melihat kebutuhan masyarakat yang kurang menjangkau bahan baku daging untuk catering. Saya coba buat alternatif bahan baku dari jamur, seperti untuk baso,” jelas Rumdani.
Ternyata tanggapan pelanggan sangat positif. Bahkan ragam makanan berbahan baku jamur justru menjadi pilihan kalangan menegah atas karena rendah kolestrol dan sehat.
Sebagai Ketua Kelompok, Rumdani tidak menyerah sampai disitu, dirinya kembali tergerak untuk mendorong warga sekitar untuk ikut membudidayakan jamur tiram putih agar usaha tersebut berkembang. Pada tahun 2009, Rumdani mengajukan proposal dan mendapatkan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) dari Pertamina. Dibaha payung kelompok Bina Usaha Patra Asri, Rumdani dan anggotanya mendapatkan peralatan pendukung pembibitan jamur, alat produksi, 1000 media tanam dan rumah untuk kembang biak jamur.
Kemajuan tersebut membuat ibu rumah tangga lainnya ikut bergabung. Anggota bertambah, dan kini sudah ada lebih dari 20 orang. Agar tidak saling bersaing, masing-masing anggota memiliki spesifikasi produksi makanan. Seperti Ningrum, salah satu anggota kelompok yang lebih menekuni pembuatan keripik dan empek-empek jamur. Demikian halnya dengan anggota lainnya. Ada juga anggota yang tetap menekuni kegiatan pembibitan jamur.
“Masing-masing punya kesibukan sendiri, tapi kita tetap satu kelompok. Jika ada satu anggota dapat pesanan dan tidak bisa diselesaikan sendiri, maka yang lain membantu,” kata Rumdani dengan logat Jawa yang kental.
Pertemuan rutin tetap dilakukan, bahkan setelah menjadi penerima manfaat program CSR Pertamina, Rumdani mengaku sering dimonitor perkembangan usahanya.
“Usaha kita dimonitor terus, kadang ditanya ada kebutuhan pelatihan apa dan paling senang kalau ada kegiatan Pertamina produk kami sering diikutsertakan dalam pameran sehingga makin dikenal,” kata Rumdani sumringah.
Produk-produk makanan biasanya dijual dalam kemasan, dengan harga Rp10.000 per bungkus sampai Rp90.000 per kg untuk keripik jamur tiram. Sementara untuk jenis pempek jamur mini dijual satuan seharga Rp 2000 per buah. Belum lagi dari penghasilan pembuatan baglog jamur tiram yang sudah dipesan beberapa petani budidaya jamur di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.
“Dari pembibitan ini hasilnya juga lumayan, karena pesanan tak pernah berhenti,” kata Rumdani.
Desa Tegalkamulyan pun dikenal sebagai sentra budidaya dan penghasil olahan jamur tiram. Perjalanan Rumdani untuk mandiri bersama anggotanya, kini mulai dirasakan manfaatnya. Rata-rata per bulan minimal setiap anggota bisa mengantongi penghasilan hingga Rp1,5 juta rupiah.
“Lumayan lah Mba, buat masyarakat di Cilacap, bisa membantu suami, serta biaya sekolah anak-anak,” kata Rumdani yang telah mengantarkan ke tiga anaknya meraih gelar sarjana itu.
Anugerah Pertamina Awards menurut Kuswandi selain memberikan apresiasi kepada para penerima manfaat program tanggung jawab sosial Pertamina, sekaligus menjadi bukti bahwa kegiatan CSR Pertamina memberikan manfaat positif bagi warga.
“Dari mereka para penerima Pertamina Awards terbukti bahwa program tanggung jawab sosial yang kami laksanakan bukan memberi ikan, tetapi memberi kail agar kelak masyarakat mandiri dan tidak selalu tergantung kepada bantuan dari berbagai pihak,” ujar Kuswandi. (Web)