Seniman Patung Edhi Soenarso Dimakamkan secara Militer
Selasa, 5 Januari 2016 - 17:50 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Daru Waskita
VIVA.co.id - Ratusan karangan bunga duka cita berjejer dari halaman Taman Makam Seniman dan Budayawan Giri Sapto, Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Selasa, 5 Januari 2016.
Baca Juga :
Tutup Usia, Gubernur Kepri Tak Sempat ke Istana
Karangan-karangan bunga itu dikirim untuk Empu Ageng Edhi Soenarso, seniman pembuat patung Pancoran di Jakarta, yang wafat pada Senin malam, 4 Januari 2016. Puluhan seniman di Yogyakarta berdatangan ke lokasi peristirahatan terakhir Edhi Soenarso.
Jenazah seniman kesayangan Presiden Sukarno tak kunjung tiba di pemakaman karena dari rumah duka terlebih dahulu disemayamkan di Kampus ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta di Bantul, tempat Almarhum berkarya ketika muda.
Baca Juga :
Dewi Sanca Ungkap Pengalaman Digigit Ular Kobra
Sirine ambulans yang membawa jenazah pematung kawakan asal Yogyakarta itu baru terdengar sekitar pukul 15.30 WIB. Begitu tiba di halaman makam, prajurit TNI Angkatan Darat pada Kodim Bantul langsung membuka pintu ambulans dan membawa peti jenazah yang ditutupi bendera Merah Putih ke liang lahat dengan menaiki sekitar 60 anak tangga.
Di depan pasukan TNI AD yang membawa peti jenazah, tampak cucu Edhi Soenarso yang membawa foto. Di sampingnya terdapat dua wanita yang membawa rangkaian bunga. Begitu tiba di liang lahat yang digali berdampingan dengan istrinya yang telah mendahuluinya tiga tahun lalu, upacara pemakaman secara militer dilakukan.
Sebelum dimasukkan ke liang kubur, pemimpin upacara membacakan riwayat singkat Edhi Soenarso, bintang jasa hingga wafat. Tembakan salvo diletuskan pasukan Kodim Bantul untuk memberikan penghormatan terakhir sebelum jenazah Edhi Soenarso dikubur berdampingan dengan istrinya, Kustiah.
Soetopo, kawan Edi semenjak kecil yang juga pematung kawakan asal Yogyakarta, mengatakan bahwa pada Minggu, 3 Januari 2016, dia sempat menemui Almarhum dan sempat bercanda mengucapkan ulang tahun. Soetopo mengoreksi ucapan Edhi karena dia berulang tahun pada April.
Soetopo, yang kini berusia 84 tahun, mengaku banyak kenangan dengan Edhi Soenarso, mulai saat dipanggil bersama oleh Presiden Sukarno untuk membahas pembangunan Hotel Indonesia hingga pembuatan patung Pancoran.
"Saya banyak yang lupa namun Edhi itu orang yang paling mampu sendiri di antara seniman di Yogyakarta pada era Sukarno," ujarnya.
Topo mengakui bahwa di antara sepuluh kawan seniman yang dipanggil Sukarno kala itu hanya dia yang masih sehat dan bisa berjalan serta berpergian. Sedangkan yang lain sudah meninggal dunia atau sakit-sakitan akibat usia lanjut.
"Saya juga bersyukur, sebelum Edi pulang saya sudah menjenguknya, dan sempat bercanda," kelakar Soetopo.
Kesan para seniman
Karya Edhi, di antaranya, Patung Pancoran, Tugu Selamat Datang, Tugu Pembebasan Irian Barat, Monumen Nasional, Museum ABRI, dan sejumlah patung fenomenal lain.
Almarhum diketahui ikut dalam perjuangan merebut kemerdekaan RI dengan bergerilya ke beberapa daerah di Jawa sehingga pemakamanannya secara militer.
Mahyar, seniman lukis di Yogyakarta, mengaku ikut berkarya sejak 1968 hingga 1976 untuk menggarap patung-patung biorama di Monas, Museum Keprajuritan, dan Museum ABRI Satria Mandala.
"Selama itu saya ikut terus Pak Edhi. Beliau saat itu menjabat bidang kemahasiswaan STSRI ASRI Yogyakarta," katanya.
Menurutnya Almarhum adalah sosok kebapakan dan memperhatikan karier bagi muridnya. "Meski beliau itu dosen, hubungannya seperti keluarga. Begitu juga dengan Ibu Edhi, sama seperti beliau," ujarnya.
Baca Juga :
Kader Disegani, Demokrat Kehilangan Sosok Gubernur Kepri
SBY: Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya.
VIVA.co.id
9 April 2016
Baca Juga :