Erupsi Bromo Bawa Berkah, Banyak Pejabat Datang

Erupsi Bromo Membawa Berkah: Banyak Pejabat Datang
Sumber :
  • VIVA.co.id/D.A. Pitaloka
VIVA.co.id - Para siswa SDN Ngadisari 1 Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, membersihkan halaman dan kelas masing-masing dari abu vulkanik Bromo di hari aktif pertama mereka setelah liburan, Senin 4 Januari 2016. Sambil mengenakan masker, siswa membersihkan tumpukan abu yang menggunung hingga sepuluh centimeter di halaman kelas mereka.

"Hari pertama masuk, kami bagikan masker dan bersih-bersih kelas bersama," kata Kepala Sekolah SDN Ngadisari 1, Theresia Sukirah.

Siswa diajak membersihkan abu sambil mengenal lebih dekat abu vulkanik. Sekolah juga memberikan sosialisasi untuk lebih banyak berada di dalam ruangan ketika hujan abu sedang turun dan tak lupa mengenakan masker saat berada di luar ruangan.

“Abu sesuai kepercayaan setempat adalah berkah, jadi kami juga tidak terlalu membatasi siswa dengan abu," katanya.

Erupsi Bromo, Petani Apel Terancam Merugi
Sekolah sengaja tidak meliburkan siswa dan memberikan aturan ketat untuk antisipasi abu vulkanik agar tidak bertentangan dengan kepercayaan masyarakat setempat. Siswa hanya diimbau untuk tidak banyak berada di luar ruangan terutama saat hujan abu turun.

Gempa Erupsi Bromo Dirasakan Warga
“Kami juga batasi pelajaran di dalam ruangan saja. Misalnya, pelajaran olah raga jika tidak memungkinkan di luar, ya, di dalam kelas," katanya.

Hujan Abu Bromo, BPBD Kota Malang Kehabisan Masker
Bagi sekolah, abu juga dirasakan banyak membawa hikmah. Sejumlah pejabat sering turun meninjau masyarakat Ngadisari. Siswa di tempatnya pekan lalu juga mendapat bantuan tas sekolah dari sejumlah pejabat, di antaranya, Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa.

Kepala Sekolah yang bertugas di SDN Ngadisari 1 sejak tahun 2009 itu menambahkan bahwa erupsi kali ini tidak sebesar erupsi tahun 2010. Saat itu hujan abu turun nyaris setiap hari selama sembilan bulan. Banyak siswa di tempatnya yang menderita gangguan pernapasan dan batuk akibat debu.

Bagi siswa setempat, abu vulkanik adalah kawan yang dekat dengan keseharian mereka. Salsa Aprilia, siswi kelas 3 SDN setempat mengaku sering membersihkan abu, tidak hanya di sekolah tetapi juga di rumah dan di ladang kentang milik orang tuanya.

“Ini dari Bromo, kentang ayah saya rusak kena abu, tapi tahun depan katanya tambah subur. Saya suka membantu di ladang," katanya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya