Bromo 'Batuk-batuk', Ribuan Pendaki Tetap Serbu Semeru
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Erupsi Gunung Bromo yang berlangsung sejak 4 Desember lalu sepertinya tidak mengurangi minat pendakian di Gunung Semeru. Ribuan pendaki mulai memadati lereng Semeru menjelang akhir tahun. Bahkan jumlah pendaki saat ini melebihi kuota harian yang ditetapkan oleh Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) Ayu Dewi Utari menyebut, pendakian ke Semeru diberi kuota sebanyak 500 orang per hari. Namun saat ini rata-rata terdapat 600 pendaki yang daftar dan naik setiap harinya.
“Pendakian per hari terpantau memenuhi kuota, sehingga selebihnya harus menunggu di pos pertama perizinan Ranupani,” kata Ayu Dewi Utari Sabtu 26 Desember 2015.
Pendakian ke Gunung Semeru tak terdampak dari peristiwa 'batuk-batuk' Bromo yang berlangsung sejak 4 Desember 2015. BB TNBTS tetap membuka pendakian hingga saat ini. Kawasan Semeru dikatakan tidak terdampak erupsi, bahkan abu vulkanik pun tidak terasa di sekitar pos pendakian Ranupane. “Tidak ada hujan abu di sana, angin di Bromo berembus ke Utara,’ kata Ayu.
Namun pihaknya mengimbau pendaki harus membekali diri dengan peralatan yang memadai. Mendaki di musim hujan membuat pendakian licin dan suhu yang ekstrem. Kondisi fisik juga harus dipersiapkan dengan baik, maka itu pendaki diminta membekali diri dengan surat keterangan sehat dari instansi kesehatan. “Musim hujan, pendaki harus mempersiapkan diri dengan membawa peralatan yang baik,” katanya.
Selain itu, pendaki juga diminta untuk tidak naik sampai ke Puncak Semeru, Mahameru. Titik pendakian terakhir diperbolehkan sampai di pos pendakian Kalimati di ketinggiian 2.700 meter di atas permukaan laut. Pendaki juga dilarang membuat api unggun, membuang sampah sembarangan, serta tak boleh mandi di Ranukumbolo.
“Hal itu akan merusak kawasan taman nasional dan membahayakan keselamatan mereka sendiri. Para pendaki harus mematuhi aturan ini,” ujarnya.