Uskup Agung Jakarta: Paus Ajak Kita Kembali ke Rahim

Kapolda Metro Jaya, Gubernur Jakarta, Uskup Agung Jakarta dan Pangdam Jaya
Sumber :
  • Antara/ Puspa Perwitasari

VIVA.co.id - Gerakan radikalise yang berujung pada terbentuknya kelompok-kelompok terorisme seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dianggap sudah menentang kiblat dari agama pada umumnya. Padahal, dalam semua ajaran agama mengharamkan tindakan tersebut.

Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka

Hal itu diungkapkan Uskup Agung Jakarta, Ignasius Suharyo. Ia mengatakan, oknum-oknum yang menjadi biang terbentuknya gerakan radikal tersebut dinilai telah salah kaprah dalam pemahaman ideologi agama. Bahkan, mereka cenderung menggunakan konsep yang bersifat individual, tanpa memiliki arah yang jelas.

"Tidak sedikit saudara-saudara kita membuat legitimasi dengan konsep yang mereka buat sendiri. Dendam, kekerasan, bahkan membunuh. Allah tidak membenarkan itu. Pasti ada kekeliruan," ujar Ignasius saat ditemui di Gereja Katedral Jakarta, Jumat 25 Desember 2015.

Dalam ajaran umat nasrani, Ignasius menjelaskan, pemahaman yang diajarkan sangat bertolak belakang dengan tindak kekerasan yang dilakukan kelompok tidak bertanggung jawab tersebut. Tuhan, lanjut dia, justru mengajarkan umatnya untuk saling mengasihi satu sama lain.

"Paus Fransiskus mengajak kita untuk kembali ke rahim. Sangat bertolak belakang dengan kekerasan," kata dia.

Ia pun menduga adanya faktor lain yang menyebabkan tindakan radikalisme yang semakin marak terjadi di dunia. Mulai dari permasalahan ekonomi, sampai dengan silang pendapat antar budaya. Kelompok tersebut, kata dia, merupakan cerminan dari manusia yang telah gagal dalam menjalani hidupnya.

"Kemungkinan besar, ada alasan lain. Politik, ekonomi, kekuasaan, alasan budaya, dan macam-macam. Yang jelas, Gereja Katolik menolak segala bentuk kekerasan itu," tutur dia.