Pertemuan Keluarga JK dengan Bos Freeport Dinilai Tidak Etis
- ANTARA FOTO/Ismar Patrizki
VIVA.co.id - Direktur Eksekutif Centre for Budget Analisys, Uchok Sky Khadafi, meminta Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk membuka materi pertemuan ipar dan keponakannya, Aksa Mahmud dan Erwin Aksa dengan Bos Freeport, McMoran James R Moffet.
Uchok meminta Wapres JK fair untuk mengungkap pertemuan itu. Sebab sebelumnya, JK sendiri yang selalu mendorong agar pertemuan Ketua DPR, Setya Novanto bersama pengusaha Riza Chalid dan Bos Freeport Indonesia, Maroef Syamsuddin diusut tuntas.
"Jangan pas Novanto saja dia bersuara keras meminta agar pertemuan dengan Bos Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin dibuka ke publik, sementara pertemuan iparnya dan keponakannya ditutup-tutupi. Dia harus fair dong, publik akan menilai kinerja pemerintah dalam hal ini," ujar Uchok dalam keterangan tertulis, Senin, 21 Desember 2015.
Uchok tidak yakin pertemuan antara Aksa Mahmud dan Erwin Aksa dengan James R Moffet adalah pertemuan biasa. Menurut dia, pemilik Freeport McMoran itu tidak mungkin menemui Aksa dan Erwin, tanpa embel-embel keluarga Wakil Presiden.
"Kalau Novanto dituding mencatut nama Jokowi-JK untuk meminta saham, saya khawatir, jangan-jangan Aksa dan Erwin menemui Moffet tujuannya juga untuk meminta saham langsung atas nama JK. Kan tidak ada rekamannya?," ujar Uchok.
Uchok menilai pertemuan ipar Wapres JK dengan James R Moffet tidak patut dilakukan. Sebab, posisi JK sebagai Wapres berpotensi konflik kepentingan, karena bisa ikut menentukan masa depan Freeport di Indonesia yang tengah berusaha mendapat perpanjangan kontrak.
"Kalaupun dalam pertemuan itu sama sekali tidak membicarakan perpanjangan kontrak, tapi tentunya di tengah kondisi di mana Freeport sedang berusaha mendapatkan izin perpanjangan sangat tidak etis dan bahkan bisa ke arah penyalahgunaan wewenang," tuturnya.
Sebelumnya Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui adanya pertemuan kerabatnya, Aksa Mahmud dan Erwin Aksa dengan James Moffet. Menurut JK, pertemuan itu adalah pertemuan biasa antara pengusaha dengan pengusaha.
"Itu kan pertemuan bisnis to bisnis, boleh saja. Apa yang salah? Kita kembali ke zaman kuno tidak boleh pengusaha ketemu pengusaha?" kata JK, di Kantor Wakil Presiden, Jumat lalu.
Meski begitu, JK mengaku tidak mengetahui isi pertemuan yang dilakukan oleh ipar dan keponakannya tersebut. JK mempersilakan siapapun untuk menyelidiki pertemuan tersebut.
"Ah saya tidak tahu, dua duanya pengusaha. Masa tidak boleh. Selidiki saja, bagus itu. Makin diselidiki makin baik buat dunia ini berkembang," kata JK menantang. (ase)