Natal dan Tahun Baru, Aparat Keamanan Siaga Satu
Senin, 21 Desember 2015 - 15:26 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/ Mohammad Nadlir
VIVA.co.id -
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyatakan bahwa aparat keamanan menetapkan status siaga satu jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2016. Badrodin mendasarkan pada informasi dari aparat keamanan, baik dari dalam dan luar negeri seperti Federal Bureau of Investigation (FBI), Australian Federal Police (AFP), dan dari Singapura.
"Ada informasi (ancaman) pada Desember yang dikuatkan oleh laporan FBI, AFP, dan Singapura. Maka kami melakukan langkah-langkah dan upaya pencegahan, kami siapkan (status) siaga 1," kata Badrodin di kantor Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam), Jalan Medan Merdeka Barat 15, Jakarta Pusat, Senin, 21 Desember 2015.
Untuk itu, Badrodin menegaskan bahwa Polri akan terus melakukan pengawasan pada setiap gerakan kelompok-kelompok radikalisme di Indonesia. Termasuk kelompok yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).
Meski demikian, Badrodin tidak secara jelas menyebut bahwa aksi terorisme tersebut akan dilakukan pada Natal dan Tahun Baru 2016. Menurut dia, informasi itu hanya menyebut aksi itu akan dilakukan pada Desember 2015.
"Kami temukan, tidak sebutkan spesifik untuk Natal dan Tahun Baru. Tapi, kami monitor terus kelompok-kelompok yang terdata di kami. Termasuk jaringan internasional dan mencurigai kelompok-kelompok lain," kata Badrodin.
Sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap sembilan terduga teroris di lima wilayah berbeda di Indonesia. Mereka ditangkap karena diduga merencanakan aksi teror peledakan bom rakitan kepada sejumlah target sasaran.
Baca Juga :
LBH Pers: Kepolisian Jadi Lembaga Paling 'Baper'
Meski demikian, Badrodin tidak secara jelas menyebut bahwa aksi terorisme tersebut akan dilakukan pada Natal dan Tahun Baru 2016. Menurut dia, informasi itu hanya menyebut aksi itu akan dilakukan pada Desember 2015.
"Kami temukan, tidak sebutkan spesifik untuk Natal dan Tahun Baru. Tapi, kami monitor terus kelompok-kelompok yang terdata di kami. Termasuk jaringan internasional dan mencurigai kelompok-kelompok lain," kata Badrodin.
Sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap sembilan terduga teroris di lima wilayah berbeda di Indonesia. Mereka ditangkap karena diduga merencanakan aksi teror peledakan bom rakitan kepada sejumlah target sasaran.
Baca Juga :
Aparat yang Tangkap Santoso Dijanjikan Naik Pangkat
Aparat akan diberikan kenaikan pangkat luar biasa.
VIVA.co.id
15 April 2016
Baca Juga :