Pengamat: Tidak Semua Pilot Mampu Melakukan Akrobat Udara
Minggu, 20 Desember 2015 - 15:31 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Fajar Sodiq
VIVA.co.id
- Pesawat TNI AU T-50 Golden Eagle jatuh saat melakukan atraksi Jogja Air Show, Minggu 20 Desember 2015. Pengamat Penerbangan, Alvin Lie menyatakan, ada banyak faktor dalam kecelakaan tersebut.
"Saya lihat videonya tadi saat vertikal naik ke atas kelihatan bagus. Pas turun sepertinya gagal recovery. Itu terjadi sepersekian detik," katanya saat di hubungi
VIVA.co.id.
Dalam manuver yang berbahaya dan waktu yang singkat seperti itu banyak faktor yang bisa menyebabkan kecelakaan. Bahkan Pilot dan Co Pilot sendiri tidak sempat menyelamatkan diri hingga gugur saat pesawat jatuh.
"Kemungkinan bisa sistem kendali, bisa engine. Kita tidak bisa spekulasi. Kita harus benar-benar investigasi," ungkap Alvin.
Selain itu, menurut Alvin, para penerbang yang melakukan akrobat udara bukanlah penerbang sembarangan dan tidak semua pilot bisa melakukan manuver dalam akrobat udara.
"Perlu penerbang handal, senior, fasih. Kenal cuaca. Kenal pesawat. Dan saat itu cuaca cerah. Kita belum tahu apa yang tidak beres," ujar Alvin.
Menurutnya T-50 Golden Eagle merupakan pesawat generasi baru yang merupakan kerja sama Indonesia dan Korea Selatan.
"Usianya baru sekitar lima tahun. Perlu investigasi agar tidak terulang. Kerja sama Indonesia dan Korea Selatan punya nilai strategis untuk mengembangan pesawat latih dan tempur," ujarnya.
Baca Juga :
Lagi, Pesawat Tempur TNI Berguguran
Dalam manuver yang berbahaya dan waktu yang singkat seperti itu banyak faktor yang bisa menyebabkan kecelakaan. Bahkan Pilot dan Co Pilot sendiri tidak sempat menyelamatkan diri hingga gugur saat pesawat jatuh.
"Kemungkinan bisa sistem kendali, bisa engine. Kita tidak bisa spekulasi. Kita harus benar-benar investigasi," ungkap Alvin.
Selain itu, menurut Alvin, para penerbang yang melakukan akrobat udara bukanlah penerbang sembarangan dan tidak semua pilot bisa melakukan manuver dalam akrobat udara.
"Perlu penerbang handal, senior, fasih. Kenal cuaca. Kenal pesawat. Dan saat itu cuaca cerah. Kita belum tahu apa yang tidak beres," ujar Alvin.
Menurutnya T-50 Golden Eagle merupakan pesawat generasi baru yang merupakan kerja sama Indonesia dan Korea Selatan.
"Usianya baru sekitar lima tahun. Perlu investigasi agar tidak terulang. Kerja sama Indonesia dan Korea Selatan punya nilai strategis untuk mengembangan pesawat latih dan tempur," ujarnya.
Baca Juga :
TNI AU Akan Beli Tanah Korban Jatuhnya Pesawat Super Tucano
TNI AU tengah bernegosiasi dengan Mujianto, pemilik rumah yang hancur.
VIVA.co.id
12 Februari 2016
Baca Juga :