Ini Persiapan Jika Erupsi Bromo Meningkat
Sabtu, 19 Desember 2015 - 05:18 WIB
Sumber :
VIVA.co.id
- Berbagai persiapan dan skenario evakuasi telah disiapkan jika sewaktu-waktu erupsi Gunung Bromo, di Jawa Timur mengalami peningkatan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo mengatakan, selain menyiagakan sejumlah personel juga telah menyiapkan sejumlah jalur evakuasi ketika gunung terjadi peningkatan erupsi.
Lokasi pengungsian juga telah disiapkan, di antaranya bangunan sejumlah sekolah di daerah sekitar gunung itu. Tempat pengungsian telah dipasang tenda besar milik Polri dan BPBD. Termasuk juga disediakan toilet.
Untuk masyarakat sekitar lereng gunung Bromo jalur dan lokasi evakuasinya berada di Dusun Ngadisari, Desa Cemoro Lawang berada di Shelter 1, yakni bangunan Aula Grand Bromo. Dan, Shelter dua berada SD Sukapura I, Shelter tiga di SMA I Sukapura.
"Shelter I diperuntukkan bagi Lansia, Shelter 2 untuk Balita dan Ibu-ibu sedangkan Shelter 3 untuk umum. Jaraknya sekitar 20 kilometer dari Kawah Gunung Bromo," kata Kepala BPBD Kabupaten Probolinggo, Dwijoko, Jumat 18 Desember 2015.
Kendaraan angkutan juga telah disiapkan. Ada Jeep, dan kendaraan mobil dari BPBD, Basarnas, Relawan, kendaraan milik TNI dan Polri juga kuda tunggangan.
Beberapa jalan, yang disepakati untuk jalur evakuasi di sekitar lereng Gunung Bromo juga telah disiapkan dengan bertuliskan "Jalur Evakuasi", sebagai petunjuk arah bagi warga menuju pengungsian.
Saat ini, status Gunung Bromo Siaga, belum terlihat peningkatan erupsi. Namun pihaknya terus mengingatkan masyarakat dan pengunjung tetap meningkatkan kewaspadaan, dan memahami prosedur dan ketetapan penanganan bencana.
"Masih aman, namun kewaspadaan tetap perlu dijaga," imbaunya
Kewaspadaan tersebut menurutnya juga diberlakukan di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Lumajang. Titik evakuasi di radius 20 kilometer dari kawah Gunung Bromo.
"Kami dan empat kabupaten lainnya sudah koordinasi untuk kontijensi bencana," tambahnya.
Data terakhir dari BPBD Provinsi Jawa Timur, visual Gunung Bromo mendung dan angin sedang-kencang. Tinggi kepulan asap mencapai 900 meter dari puncak kawah, mengarah ke Utara, atau ke arah Kabupaten Malang.
Asap yang membumbung disebut mengandung material Silica, yang hancur saat masih berada di kepundan. Untuk keselamatan, harus mengenakan masker pelindung pernafasan dan pelindung mata.
"Karena, jika kena mata bisa berakibat ke butaan," tegasnya.
Sisi lain, sejumlah pengunjung baik wisatawan asing maupun lokal, mengatakan bahwa peristiwa eksotik ini sebagai fenomena alam yang menakjubkan. Layak dinikmati, karena tidak setiap saat pemandangan tersebut bisa dijumpai.
"Ini fenomena menakjubkan, jarang kita jumpai jadi layak untuk dinikmati," ujar sepasang wisatawan asing saat ditemui di puncak Bromo.
Warung penjual makanan dan minuman pun, mengakui Bromo adalah berkah dan panen yang harus disyukuri. Banyaknya pengunjung dirasakan sebagai rejeki dari leluhur dan Tuhan pemilik alam, termasuk Bromo.
"Setiap hari banyak yang datang. Ya lumayan, kita juga kebagian rejeki," ujar suami isteri pasangan Suliwati, warga Bromo yang membuka warung.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Shelter I diperuntukkan bagi Lansia, Shelter 2 untuk Balita dan Ibu-ibu sedangkan Shelter 3 untuk umum. Jaraknya sekitar 20 kilometer dari Kawah Gunung Bromo," kata Kepala BPBD Kabupaten Probolinggo, Dwijoko, Jumat 18 Desember 2015.