Lion Air Telat Terbang, Petugasnya Dipukul Penumpang
Kamis, 17 Desember 2015 - 09:56 WIB
Sumber :
VIVA.co.id
- Seorang petugas maskapai Lion Air di Bandara Hang Nadim Batam Rabu kemarin dipukul penumpang. Dia lampiaskan kekecewaan ke korban lantaran pesawat rute Batam - Medan yang hendak ditumpanginya itu menunda keberangkatan selama tiga jam lebih tanpa ada penjelasan yang memuaskan.
Pelaku pemukulan, Puntas Panjaitan (54), mengaku tindakannya tersebut murni spontan lantaran kecewa tidak ada kejelasan apa pun dari Lion Air perihal keterlambatan penerbangan mereka.
"Sedikit pun tidak ada dalam benak saya untuk mencelakai atau mencederai. Hanya spontan," kata Puntas di Polsek Kawasan Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Rabu 16 Desember 2015.
Puntas, yang berencana pulang ke Silangit, Tapanuli Utara, mengaku hendak menyelenggarakan perayaan Natal bersama keluarganya. Sebab itu, ia berharap ada upaya penyelesaian atas tindakan spontannya tersebut.
"Keluarga saya saat ini masih menunggu. Tidak tahu bagaimana caranya (mediasi). Pihak polisi juga belum memberi arahan apa yang harus saya lakukan untuk mengakhiri," kata Puntas.
Sementara itu, Febry Irawan, staf Lion Air yang menjadi korban pemukulan mengaku tidak ada yang salah dalam penyampaian informasi yang diberikannya kepada calon penumpang.
"Saat itu saya menyampaikan informasi atas keterlambatan penerbangan penumpang akan mendapatkan biaya konpensasi sebesar Rp‎300 ribu perorang. Saat itu prosesnya masih berjalan, tiba-tiba kejadian itu terjadi," katanya.
Kapolsek Kawasan Bandara Internasional, AKP Thomas Charles menuturkan masih memeriksa sejumlah saksi terkait kejadian tersebut. Terkait mediasi, Thomas mengaku belum melihat ada keinginan tersebut dari pelaku pemukulan.
"Belum ada dari pelaku mengarah kesana, tapi coba lihat nanti. Karena kita juga masih memeriksa saksi-saksi. Barangkali nanti ada mengarah kesana," kata dia.
Thomas juga belum bisa memastikan, apakah kasus tersebut akan dilimpahkan ke Polresta Barelang atau proses penyelidikan tetap dilakukan pihaknya.
Beberapa orang anggota Polsek Kawasan Bandara menilai, perbuatan pelaku merupakan spontanitas dan kewajaran atas kekecewaannya kepada pihak maskapai penerbangan yang belum memberikan keputusan jadwal keberangkatan, setelah lebih dari tiga jam menunggu tanpa kepastian.
"Kalau saya diposisi yang berangkat pasti juga akan marah. Tapi perbuatannya itu yang salah," kata seorang polisi yang tidak ingin namanya disebutkan. (ren)
Baca Juga :
Lion Air Pecat 14 Pilot, Dianggap Pembangkang
Baca Juga :
Bos Lion Air Tidak Berani Jamin Bebas Delay
Puntas, yang berencana pulang ke Silangit, Tapanuli Utara, mengaku hendak menyelenggarakan perayaan Natal bersama keluarganya. Sebab itu, ia berharap ada upaya penyelesaian atas tindakan spontannya tersebut.
"Keluarga saya saat ini masih menunggu. Tidak tahu bagaimana caranya (mediasi). Pihak polisi juga belum memberi arahan apa yang harus saya lakukan untuk mengakhiri," kata Puntas.
Sementara itu, Febry Irawan, staf Lion Air yang menjadi korban pemukulan mengaku tidak ada yang salah dalam penyampaian informasi yang diberikannya kepada calon penumpang.
"Saat itu saya menyampaikan informasi atas keterlambatan penerbangan penumpang akan mendapatkan biaya konpensasi sebesar Rp‎300 ribu perorang. Saat itu prosesnya masih berjalan, tiba-tiba kejadian itu terjadi," katanya.
Kapolsek Kawasan Bandara Internasional, AKP Thomas Charles menuturkan masih memeriksa sejumlah saksi terkait kejadian tersebut. Terkait mediasi, Thomas mengaku belum melihat ada keinginan tersebut dari pelaku pemukulan.
"Belum ada dari pelaku mengarah kesana, tapi coba lihat nanti. Karena kita juga masih memeriksa saksi-saksi. Barangkali nanti ada mengarah kesana," kata dia.
Thomas juga belum bisa memastikan, apakah kasus tersebut akan dilimpahkan ke Polresta Barelang atau proses penyelidikan tetap dilakukan pihaknya.
Beberapa orang anggota Polsek Kawasan Bandara menilai, perbuatan pelaku merupakan spontanitas dan kewajaran atas kekecewaannya kepada pihak maskapai penerbangan yang belum memberikan keputusan jadwal keberangkatan, setelah lebih dari tiga jam menunggu tanpa kepastian.
"Kalau saya diposisi yang berangkat pasti juga akan marah. Tapi perbuatannya itu yang salah," kata seorang polisi yang tidak ingin namanya disebutkan. (ren)
Baca Juga :
Lion Publikasikan 14 Nama Pilot yang Dipecat
Mereka dituding telah mencoreng nama perusahaan.
VIVA.co.id
3 Agustus 2016
Baca Juga :