Kebakaran Hutan, Indonesia Merugi Rp221 Triliun
- ANTARA/FB Anggoro
VIVA.co.id - Bank Dunia mencatat Indonesia merugi hingga Rp221 triliun sepanjang bencana kebakaran hutan di tahun 2015. Jumlah ini dua kali lipat besarnya dari biaya pembangunan usai Provinsi Aceh diporakporandakan tsunami 2004.
Dalam laporan kuartal tentang perekonomian Indonesia, Bank Dunia bahkan menyebut kebakaran hutan yang terjadi sejak Juni hingga Okotber 2015 telah memusnahkan 2,6 juta hektare hutan dan lahan pertanian yang ada di Indonesia. Biaya ekonomi yang ditanggung Indonesia diprediksi mencapai 1,9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) 2015.
"Biaya untuk membangun kembali Aceh pada 2004 saja hanya mencapai US$7 miliar. (Karena itu) dampak ekonomi dari kebakaran hutan ini memang sangat besar," kata Direktur Bank Dunia di Indonesia, Rodrigo Chaves seperti dikutip dari The Guardian, Rabu, 16 Desember 2015.
Bencana kebakaran hutan dan lahan di Indonesia, beberapa di antaranya ditengarai oleh aktivitas perkebunan sawit. Pola pembakaran hutan menjadi cara yang paling irit biaya dilakukan oleh para pengusaha.
Analisis Bank Dunia, setiap hektare lahan yang dibakar untuk sawit harus diakui memang menghasilkan keuntungan mencapai USD$8 miliar. Hanya saja keuntungan itu dinikmati oleh segelintir orang.
Sementara kerugiannya justru menembus angka hingga USD$16 miliar. "Jadi di satu sisi, 16 miliar dolar AS harus ditanggung oleh seluruh masyarakat, di sisi lain ada potensi keuntungan 8 miliar dolar AS, yang nantinya hanya dinikmati segelintir individu," tambah sepesialis Bank Dunia Ann Jeanette Glauber.