Jenazah Benedict Anderson Batal Dikremasi Hari ini
Selasa, 15 Desember 2015 - 20:27 WIB
Sumber :
VIVA.co.id
- Jenazah Indonesianis Benedict Anderson batal dikremasi hari ini. Rencananya, jenazah tersebut akan dikremasi pada Sabtu, 19 Desember 2015.
Sahabat Benedict, Edu Damanik mengatakan, penundaan itu disebabkan oleh masih belum tibanya seluruh keluarga ke Surabaya.
"Jadi nanti proses kremasinya menyesuaikan dengan jadwal kedatangan mereka, yang dikabarkan baru akan tiba Kamis, 17 Desember mendatang," ujarnya di rumah kremasi Yayasan Adi Jasa, Surabaya, Selasa 15 Desember 2015.
Kedua orang keluarga Benedict yang ditunggu adalah Perry Anderson, dan Melanie Anderson. Keduanya merupakan saudara dari Benedict.
"Kalau Perry ini berasal dari Los Angeles, Amerika, sedangkan yang Melanie itu dari London, Inggris," ujar Edu.
Setelah dilakukan kremasi, selanjutnya abu Benedict akan dibawa kembali ke Amerika. Namun, hal itu tidak dilakukan secara langsung, melainkan harus menunggu tiga hari terlebih dahulu.Â
Baca juga:
"Mungkin masih harus menunggu semua prosesnya tuntas," ujarnya.
Baca Juga :
Kiai NU KH Mas Subadar Tutup Usia
Seperti diketahui, Benedict meninggal di Batu, Malang, Jawa Timur, Sabtu, 11 Desember 2015. Dia tutup usia saat menginap di salah satu hotel di Malang.
Benedict merupakan salah seorang Indonesianis, dan banyak menulis buku yang cukup terkenal. Di antaranya Imagined Communities, serta Di Bawah Tiga Bendera.
Perjalanan karier Benedict, diawali pada 1966 dan 1984. Saat itu, dia menjadi editor Jurnal Interdisipliner Indonesia. Selain di Indonesia, pada 1970, Benedict juga menjadi pakar untuk regional Asia Tenggara.
Sejumlah pendapat kritisnya membuat Benedict sempat dilarang masuk ke Indonesia pada masa pemerintahan Orde Baru di era Presiden Soeharto. Namun, setelah itu dia bisa masuk kembali ke Indonesia.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Perjalanan karier Benedict, diawali pada 1966 dan 1984. Saat itu, dia menjadi editor Jurnal Interdisipliner Indonesia. Selain di Indonesia, pada 1970, Benedict juga menjadi pakar untuk regional Asia Tenggara.