Indonesia Hanya Jadi Pengekor Negara Maju di COP 21 Paris
Minggu, 13 Desember 2015 - 14:22 WIB
Sumber :
- REUTERS/David Gray
VIVA.co.id
- Lebih dari 200 negara di dunia telah mengambil kesepakatan dalam konferensi perubahan iklim (COP 21) di Paris, Prancis, termasuk Indonesia. Sejumlah ketentuan kesepakatan kini menjadi tanggung jawab untuk ikut menangani perubahan iklim secara global.
Namun di balik itu, kehadiran sejumlah delegasi Indonesia dinilai tak memiliki posisi strategis yang lebih mementingkan Indonesia. Faktanya, Indonesia terkesan hanya menjadi negara pengekor dari negara maju yang menyusupi kepentingannya di konferensi di COP 21.
"Dengan demikian, lingkungan dan masyarakat Indonesia yang rentan dan terdampak perubahan iklim akan berada dalam kondisi yang semakin mengkhawatirkan," katanya.
Ia memastikan, ke depan, harapan perbaikan sistem pengelolaan sumber daya alam di Indonesia yang lebih maju akan sangat jauh dari rencana. Sebab, setiap kawasan hutan, pesisir, laut, bahkan hingga potensi energi di Indonesia, masih menjadi bagian skema pasar untuk memenuhi hasrat negara maju untuk memitigasi perubahan iklim.
"Dukungan Indonesia di kesepakatan Paris tidak akan berarti tanpa perbaikan tata kelola hutan dan gambut, pesisir dan laut, menghentikan penggunaan energi dari batubara, serta menghentikan kejahatan korporasi dalam pengelolaan sumber daya alam di Indonesia," kata Kurniawan.
Kesepakatan penanganan perubahan iklim di Paris telah memutuskan sejumlah hal. Salah satunya adalah ketentuan maksimal dua derajat temperatur global. Namun kesepakatan ini tak mengatur kompensasi untuk memperbaiki kerusakan lingkungan bagi negara yang bukan menciptakan masalah iklim. (ase)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Dengan demikian, lingkungan dan masyarakat Indonesia yang rentan dan terdampak perubahan iklim akan berada dalam kondisi yang semakin mengkhawatirkan," katanya.