Mengintip Napi-napi Cantik Rutan Medaeng Coblos Pilkada
- VIVA/Nur Faishal
VIVA.co.id - Apa pun status seseorang, mereka memiliki hak yang sama untuk menyalurkan politiknya, termasuk di Pilkada serentak hari ini, Rabu, 9 Desember 2015.
Begitu juga bagi narapidana di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Surabaya di Medaeng, Sidoarjo. Di sini, pihak rutan memfasilitasi tahanan dan narapidana menyoblos.
Pemungutan suara Pilkada di Rutan Medaeng dimulai pukul 08.00 WIB. Dua tempat pemungutan suara (TPS) disediakan di rutan ini, yakni TPS 17 dan 18. Diletakkan di tempat kunjungan pembesuk, empat bilik dan dua kotak suara disediakan panitia.
Yang menarik, ketika 13 tahanan wanita datang secara bergerombol menuju TPS. Baru sampai di lorong rutan menuju area TPS, suitan ala anak SMA bersaut-sautan dari bibir tahanan pria yang tengah berkumpul di lapangan dalam rutan.
"Coblos tengahnya, Mbak. Ojo mbleset (jangan meleset)," kata salah seorang tahanan pria setengah berteriak. Para tahanan wanita hanya merespons siulan dan celetukan nakal itu dengan tawa kecil.
Bisa jadi kehadiran tahanan wanita yang kebanyakan masih muda itu jadi hiburan tersendiri bagi para tahanan pria. Pasalnya, mereka jarang bertemu dan bersosialisasi dengan para tahanan wanita yang memang ditempatkan di sel terpisah. Hanya saat kegiatan tertentu saja kesempatan itu ada.
Meli (25), salah satu tahanan wanita yang ikut mencoblos mengaku menggunakan hak suaranya setelah menerima pengumuman dari pihak rutan. Ia menolak menyebutkan alasan dan siapa kepala daerah baru yang dicoblosnya. "Pokoknya mencoblos, Mas," ucap tahanan kasus narkoba asal Sidoarjo itu.
13 tahanan wanita tersebut sebagian kecil dari 118 daftar pemilih tetap (DPT) yang tercatat di panitia pemungutan suara (PPS) Pilkada tahun ini, dari total 1.888 tahanan Rutan Medaeng. "Semuanya DPT untuk Pilkada Kabupaten Sidoarjo," kata Kepala Seksi Pelayanan Tahanan Rutan Medaeng, Aris Sakuriadi.
Aris menegaskan fasilitas tempat pemilihan hanya disediakan untuk Pilkada Kabupaten Sidoarjo. Sementara bagi narapidana yang berasal dari daerah lain, yang juga menggelar Pilkada serentak tidak difasilitasi.
"Untuk Pilkada Surabaya tidak difasilitasi. Pengalaman Pilkada tahun 2010, KPU Surabaya tidak memfasilitasi TPS alasannya karena Medaeng berada di wilayah Sidoarjo," ujarnya menambahkan.
Dia mengakui jumlah tahanan dan napi asal Surabaya yang menghuni Rutan Medaeng cukup banyak. Sekitar 65 persen dari jumlah total tahanan/napi. Di luar itu, hampir bisa dipastikan ada juga tahanan/napi berasal dari 17 kabupaten/kota di Jatim yang melaksanalan Pilkada. Karena tidak difasilitasi KPUD, tahanan/napi asal luar Sidoarjo otomatis tidak bisa menggunakan hak suaranya di Pilkada serentak kali ini.
(mus)