Butuh Bantuan, 10 Tahun Sudah Maulana Menderita Hidrosefalus

Bocah pengidap hidrosefalus di Jambi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ramond EPU
VIVA.co.id
- Maulana, bocah penderita Hidrosefalus, saat ini membutuhkan uluran tangan dermawan. Sejak warga Muarojambi di Provinsi Jambi itu lahir 10 tahun yang lalu, hingga saat ini kedua orang tua Maulana kesulitan untuk mengobati buah hati mereka.


Putra semata wayang pasangan Rudi (33) dan Marlena (32) warga RT 2 Desa Sakean, Kecamatan Kumpe Ulu, Kabupaten Muarojambi ini diketahui menderita Hidrosefalus sejak dilahirkan.


Saat ini kondisi Maulana semakin memprihatinkan. Bocah malang ini hanya bisa menangis dipangkuan ibunya dengan kondisi terbaring lemah tanpa bisa bicara. Kondisi kepalanya semakin membesar. Sedangkan tubuhnya semakin kurus.


Menurut ibunda Maulana, saat ini anaknya hanya dirawat di rumah. Karena, keterbatasan ekonomi, membuat dirinya hanya bisa pasrah dengan kondisi putranya itu. "Sampai saat ini Maulana hanya dilakukan perawatan seadanya di rumah," ujar Marlena, Senin 7 Desember 2015.


Diceritakannya, sejak awal kehamilannya menunjukan gejala tidak normal. Dirinya sering mengalami sakit di bagian perutnya. "Saat melahirkan saya terkejut kondisi kepala anak saya lebih besar daripada tubuhnya," kata Marlena.


Mengetahui Maulana menderita Hidrosefalus, dirinya bersama suami rutin membawa Maulana ke rumah sakit. Seluruh harta benda mulai dari motor dan perhiasan habis dijual. Namun, kondisi Maulana tak kunjung membaik.


"Biaya operasi Maulana mencapai Rp30-50 juta lebih. Kami tidak mampu. Jadi terpaksa Maulana dirawat di rumah saja," ungkapnya.


Diakui Marlena, putranya beberapa kali dibawa ke pengobatan alternatif. Namun juga tidak memberikan hasil. "Perekonomian kami pas-pasan. Suami saya bekerja sebagai buruh serabutan," ujarnya.


Dengan kondisi ini Marlena bersama suami hanya bisa pasrah dan berharap ada uluran tangan dermawan untuk membantu biaya pengobatan putra semata wayangnya.


Peternak Lele Malang Mau Jual Kewarganegaraan Rp1 Miliar
"Kondisi perekonomian kami susah. Jadi saat ini kami hanya bisa pasrah. Semoga ada bantuan dari dermawan untuk biaya pengobatan Maulana," ungkap dia. (ren)
85 Persen Anak di NTT Tak Miliki Akta Lahir
Ilustrasi penderita gizi buruk.

Anak Usia 2-10 Rawan Kekurangan Gizi

Ini terjadi akibat asupan gizi di bawah kebutuhan.

img_title
VIVA.co.id
4 Agustus 2016