Ada Ritual Tolak Bala, Akses Kuta, Bali Ditutup
- ANTARA/Nyoman Budhiana
VIVA.co.id - Umat Hindu di Desa Adat Kuta, Bali, menggelar ritual tolak bala atau yang dikenal upacara Nangluk Merana. Ritual yang digelar di sejumlah ruas jalan ini membuat akses jalan menuju kawasan wisata di daerah ini ditutup sementara.
Tokoh Adat Kuta, Dewa Gede Mayun mengatakan, upacara Nangluk Merana yang diikuti ribuan warga ini merupakan permohonan keselamatan kepada Tuhan yang bertujuan menetralisasi alam semesta dari hal negatif termasuk bencana alam dan serangan wabah penyakit.
"Upacara Nangluk Merana sebagai penolak bala, upacara ini juga berfungsi menetralisir alam agar kembali harmonis," ujarnya di Kuta, Bali, Senin, 7 Desember 2015.
Tokoh Puri Satria Dalem Kaleran ini menegaskan, upacara Nangluk Merana digelar setiap satu tahun sekali, tepatnya tiap Sasih Kajeng Kliwon pada kalender Bali. Ritual ini berlangsung hampir di seluruh perempatan yang ada di Kuta mulai pukul 08.30 WITA hingga pukul 14.00 WITA.
"Akses jalan menuju kawasan Kuta akan ditutup sementara dan siangnya diberlakukan sistem buka tutup. Hal itu untuk memperlancar upacara Nangluk Merana," katanya menambahkan.
Dalam ritual ini, enam barong diarak keliling lingkungan Desa Kuta. Simbol kebaikan ini bersama dengan benda suci dari Pura diyakini mampu mengusir roh dan hal negatif yang bersemayam di desa, sehingga masyarakat bisa terbebas dari marabahaya dan wabah penyakit.
Dewa Mayun memaparkan, lokasi tempat berlangsung upacara Nangluk Merana, dilakukan di Pura Ungan-Ungan di selatan Hard Rock Cafe Bali, persimpangan Bemo Corner, persimpangan depan Pura Desa, persimpangan Jalan Majapahit-Raya Kuta.
Selain itu, juga digelar di depan Banjar Pelasa dan Pura Padonan, persimpangan Jalan Blambangan-Kalianget, persimpangan Jalan Kalianget-Raya Kuta.
(mus)