Kongres HMI Kembali Ricuh, Wartawan Jadi Korban Luka
- VIVA.co.id/ Ali Azumar.
VIVA.co.id - Kongres HMI kembali ricuh. Polisi yang terus berjaga-jaga mengamankan pelaksanaan Kongres, sore ini terlibat bentrok dengan beberapa mahasiswa. Tak itu saja, polisi juga sempat bentrok dengan sejumlah wartawan di lokasi Kongres.
Polisi tak terima wartawan mengambil video dan gambar saat mereka mengamankan salah seorang mahasiswa. Selain itu diduga polisi menyerang wartawan karena diduga ada wartawan yang mengumpat dilarang mengambil gambar ke dalam areal Gelanggang Remaja.
"Saat saya merekam polisi mengejar mahasiswa yang diduga membuat keributan, polisi melarang saya merekamnya. Ia menarik-narik kamera saya. Saya teriakin namanya yang tertera di bajunya, baru dilepaskan," kata kameramen SCTV di Pekanbaru, Rony, kepada VIVA.co.id, Sabtu, 5 Desember 2015.
Beberapa polisi juga memukul salah seorang wartawan media online.
"Kepalanya bocor. Kawan-kawan melarikannya ke Rumah Sakit Syafira. Polisi melarang kami masuk ke dalam kawasan GOR, tempat kongres berlangsung. Padahal, kami hanya di luar, tidak masuk ke dalam," ujarnya.
Menanggapi pemukulan wartawan ini, Wakapolresta Pekanbaru AKBP Sugeng Putut Wicaksono mengatakan ia akan menindaklanjuti masalah tersebut.
Menurut jadwal, kongres HMI ke-29 yang digelar di Pekanbaru, Riau, harusnya berakhir 26 November 2015 lalu. Namun Kongres molor hingga hari ini. Kepolisian sudah memberikan deadline penyelenggaraan Kongres hari ini.
Putut menambahkan, sore ini, 555 orang 'rombongan liar' HMI akan dipulangkan menggunakan 11 unit bus.
"Bus tersebut merupakan bantuan dari senior HMI sebanyak lima unit dan enam unit lagi bantuan pihak kepolisian. Sore ini sudah boarding," ujarnya.
Hari ini Kongres masih berjalan. Anggota HMI terpaksa duduk di lantai, karena kursi yang mereka gunakan sudah banyak yang rusak karena keributan sebelumnya.