"Darurat Kemusyrikan dari Mana? Kalau Air Bersih Benar"

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi
Sumber :
  • Jay Ajang Bramena

VIVA.co.id - Front Pembela Islam menyebut Kabupaten Purwakarta dalam kondisi darurat kemusyrikan. Salah satu tandanya adalah dengan banyaknya patung serta ornamen yang tidak berkaitan dengan ciri khas Islam.

Menanggapi tudingan itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi terlihat menanggapi hal tersebut dengan santai. Ia membantah Purwakarta sebagai daerah darurat kemusyrikan.

"Darurat kemusyrikan dari mana? Kalau darurat air bersih benar," kata Dedi, Jumat 4 Desember 2015.

Dedi menambahkan, ketimbang menanggapi permasalahan yang tidak mendasar, ia lebih berpikir bagaimana cara dia untuk bisa melayani masyarakat, dalam dua tahun ke depan di masa kepemimpinannya.

Di antaranya bagaimana menanggulangi permasalahan krisis air bersih yang terjadi. Karena itu pada 2016, Pemda Purwakarta akan menggelontorkan anggaran sebesar Rp30 miliar ditambah dengan anggaran yang dimiliki desa sebesar Rp600 juta per desa.

"Saya lebih senang bicara bagaimana melayani masyarakat," ujarnya.

Terkait permasalahan patung, Dedi membantah keras bila patung tersebut ditujukan untuk sesembahan. Menurutnya keberadaan patung tersebut tak lebih merupakan penghias taman kota. Sehingga seluruh kalangan harus menjaganya, mulai dari pemerintah, aparat, hingga masyarakat.

"Patung kan tidak jadi problem, tidak ada orang disuruh nyembah patung. Patung adalah aset daerah, sehingga kita harus menjaganya," katanya.

Dedi juga menyatakan sangat senang, ketika dirinya banyak yang mengkritik, akan tetapi kritik yang membangun atau berbicara mengenai kinerja.

"Saya senang dikritik, misalnya ada anak dari keluarga miskin tidak sekolah, masyarakat miskin sulit mendapatkan jaminan kesehatan, atau ada rumah warga yang roboh tidak diperbaiki oleh pemerintah, jadi mending bicara yang real aja," imbuh Dedi.

PPATK Siap Telisik Dugaan Aliran Dana Demo 4 November

Jay Ajang Bramena/Purwakarta