Kenapa Alquran Diterjemahkan Bahasa Banyumasan, Bukan Jawa?
Jumat, 4 Desember 2015 - 06:21 WIB
Sumber :
- VIVA/Ade Alfath
VIVA.co.id
- Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Kementerian Agama resmi meliris Alquran terjemahan berbahasa daerah. Salah satu terjemahan yang menarik adalah terjemahan Alquran Bahasa Banyumasan, Jawa Tengah, bukan Bahasa Jawa yang umum dikenal luas.
Salah satu tim penerjemah Puslitbang Kemenag, yang juga seorang Budayawan, Ahmad Tohari, mengatakan dipilihnya Banyumasan sebagai upaya melestarikan bahasa yang berasal dari Jawa Kuno ini. Menurut dia, Banyumasan adalah bahasa asli masyarakat Jawa sebelum munculnya pengaruh Kerajaan Mataram.
Salah satu tim penerjemah Puslitbang Kemenag, yang juga seorang Budayawan, Ahmad Tohari, mengatakan dipilihnya Banyumasan sebagai upaya melestarikan bahasa yang berasal dari Jawa Kuno ini. Menurut dia, Banyumasan adalah bahasa asli masyarakat Jawa sebelum munculnya pengaruh Kerajaan Mataram.
"Bahasa Banyumas itu bahasa yang lebih tua ketimbang bahasa Jawa yang sekarang dipakai. Bahasa Banyumasan telah ada sejak abad ke-7. Di abad ke-16 mulai dipolitisasi pendiri Kerajaan Mataram dengan mengubah bahasa Banyumasan yang punya strata bahasa kata Tohari di Gedung Kemenag, Thamrin, Jakarta, Kamis, 3 Desember 2015.
Menurut Tohari, bahasa Banyumasan tergolong hampir punah. Hampir tidak ada bahasa tulis Banyumasan yang terdokumentasi. Penerjemahan Alquran Banyumasan ini diharapkan dapat menjadi langkah jangka panjang pelestarian budaya dan suku lokal daerah.
"Bahasa itu kan terkait suku. Nah konservasi pelestarian suku itu perlu, seperti yang ada di Surat Al Hujarat. Keberagaman itu harus tetap ada, sehingga dengan begitu ayat suci tidak akan kehilangan eksistensinya" ujar dia.
Selain Banyumasan, Kemenag juga meluncurkan tiga Alquran terjemahan bahasa daerah, yaitu Bahasa Minang, Sumatera Barat dan Bahasa Dayak Kanayatn, Kalimantan Barat.
Sebelumnya Kemenag juga telah mempunyai Alquran terjemahan Bahasa Kaili (Sulawesi Tenggara), Bahasa Sasak, (Nusa Tenggara Barat), Bahasa Makassar (Sulawesi Selatan).
Sedangkan tiga bahasa yang sedang tahap validasi adalah Bahasa Batak (Sumatera Utara), Bahasa Toraja (Sulawesi Selatan) dan Bahasa Bolaan Mongondow (Manado).
(ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Bahasa Banyumas itu bahasa yang lebih tua ketimbang bahasa Jawa yang sekarang dipakai. Bahasa Banyumasan telah ada sejak abad ke-7. Di abad ke-16 mulai dipolitisasi pendiri Kerajaan Mataram dengan mengubah bahasa Banyumasan yang punya strata bahasa kata Tohari di Gedung Kemenag, Thamrin, Jakarta, Kamis, 3 Desember 2015.