Pembangkit Listrik Ini Dihasilkan dari Injakan Kaki Manusia

Universitas Indonesia Kembangkan Pie-Hat
Sumber :
VIVA.co.id
- Tiga mahasiswa jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (MIPA UI) meneliti dan mengembangkan prototype Piezoelectric-Harvesting Technology (Pie-Hat).


Tim yang terdiri dari Rana Bouzida (Ketua) dengan anggota Riffal Ruchiandrean dan Sulkhan Arrosyid ini akhirnya menjadi juara ketiga Olimpiade Sains Nasional (OSN) Pertamina 2015 Kategori Proyek Sains.


Bermula dari ide sederhana, siapa sangka injakan kaki manusia bisa menghasilkan energi yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik.


Pie-Hat merupakan suatu rancang bangun alat yang dapat dilalui (diinjak) manusia. Di dalamnya terdapat sensor Piezoelectric yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Pie-Hat dapat menghasilkan energi listrik karena piezoelectric yang terdapat di dalam Pie-Hat memiliki material yang struktur kristalnya terpolarisasi jika ditekan.


Jenis Listrik yang dihasilkan pada saat pertama kali masih berbentuk AC sehingga perlu disearahkan dengan rangkaian dioda penyearah bernama Bridge Rectifier agar mendapatkan listrik DC. Kemudian disambungkan ke pengkondisian sinyal agar dapat dimasukkan ke dalam baterai.

Pertamina Pelajari Rencana PLN Caplok PGE

Dalam konsep penciptaan energi listrik ini, Pie-Hat diletakkan di Stasiun Bogor yang jumlah pengunjungnya bisa mencapai 70.000 orang. Pada saat orang berjalan, tekanan itu mengenai permukaan bawah alat. Tekanan inilah yang dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Hal ini sesuai dengan prinsip kerja piezoelektrik, yakni semakin banyak mendapat tekanan, semakin banyak energi listrik yang dihasilkan.
Dapat Arahan Menteri BUMN, PLN Bakal Caplok PGE


Pertamina Jamin Stok Premium Tetap Tersedia di Medan
Injakan dari tiap pengunjung ini yang kemudian bisa menghasilkan listrik. Untuk satu piezoelectric dapat menghasilkan 0,07 watt. Kemudian piezoelectric disusun dengan cara ditumpuk sebanyak lima lapis dan dipasang sejajar delapan tumpukan sehingga terdapat 40 piezo dalam satu buah Pie-Hat. Tujuh unit Pie-Hat akan diletakkan di gate masuk 1 buah, tangga 5 buah dan peron 1 buah.


Alasan tim memilih stasiun kereta karena saat ini kereta rel listrik (KRL) menjadi moda transportasi utama masyarakat. Dengan demikian sudah pasti stasiun menjadi tempat yang banyak dikunjungi setiap hari.  Selama ini konsumsi listrik di stasiun cukup besar, terutama untuk penerangan. Untuk itu diperlukan renewable energi yang diharapkan bisa mengurangi supply listrik dari PLN.


Dari total piezo yang digunakan sebanyak 280 buah akan menghasilkan energi sebesar 1.365 kJ untuk dapat menyalakan 6 buah lampu led 5 watt. Dengan demikian masing-masing LED membutuhkan energi 216 kJ.


Energi listrik yang dihasilkan dari injakan manusia tadi mampu menghidupkan enam lampu LED selama 12 jam, dari pukul 17.00-06.00 WIB. Artinya, penggunaan energi fosil bisa ditekan dan digantikan menggunakan energi baru terbarukan. Mengingat energi baru terbarukan saat ini sangat gencar digalakkan, untuk membentuk ketahanan energi maka yang perlu dilakukan adalah mengurangi ketergantungan minyak.


Salah satu caranya dengan mencari sumber energi alternatif. Sebenarnya berdasarkan hukum kekekalan energi, energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Salah satu cara yang mulai dikenal saat ini yaitu energy harvesting.


Tim berharap hasil dari temuan ini tidak hanya sebatas saat ini. Temuan ini nantinya diharapkan bisa menjadi solusi dalam mengatasi persoalan energi. 


OSN Pertamina 2015 yang bertemakan Energi Baru Terbarukan ini melombakan dua kategori, kategori teori dan kategori proyek sains. Di kategori teori, hadiah diberikan kepada 4 orang juara (Juara 1, 2, 3, dan Harapan) di masing-masing bidang, yaitu Fisika, Kimia, Biologi, dan Matematika. Sedangkan di kategori proyek sains, hadiah diberikan kepada Juara 1, 2, 3, serta 5 Honorable Mention. Total hadiah yang diterima para pemenang senilai Rp3,3 miliar.


OSN Pertamina, bisa menjadi tolak ukur kreatifitas mahasiswa bidang sains dan teknologi. (Web)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya