Pudarnya Pengetahuan Adat Bisa Berkorelasi dengan AIDS
- REUTERS/Nacho Doce
VIVA.co.id - Pemahaman masyarakat tentang nilai luhur adat istiadat diyakini berkaitan dengan penyebaran kasus HIV AIDS. Ketiadaan pemahaman dasar tentang ini membuat masyarakat cenderung keluar dari pagar aturan norma di masyarakat.
Salah satunya di Sumatera Barat. Menurut salah seorang tokoh adat setempat, saat ini telah terjadi degradasi yang mengkhawatirkan terhadap falsafah adat Bundo Kanduang.
"Saat ini moral generasi muda Minangkabau sudah bertolak belakang dengan falsafah adat," kata tokoh masyarakat Padang Herlin Rajo Mudo, Selasa 1 Desember 2015.
Bundo Kanduang, dalam perspektif adat Minang, menurutnya menempatkan posisi seorang perempuan sebagai yang dihormati atau ditinggikan, limpapeh rumah nan gadang.
Namun faktanya, era kekinian justru membuat banyak perempuan minang yang sudah berkeluarga mulai lupa dengan posisinya sebagai ibu dan sebagai istri, yang memiliki tanggung jawab sebagai pendidik sekaligus pembentuk generasi.
"Kini perkumpulan ibu-ibu hanya berhiaskan foya-foya. Terlalu mengikuti trend dunia membuat perempuan minang lupa bahwa dirinya adalah tiangnya Minangkabau," kata Herlin.
Serang Usia Produktif
Pejabat Dinas Kesehatan setempat, dr Sandra tidak menampik tingginya laju penderita HIV AIDS di Sumatera Barat. Saat ini hingga 2014 saja, diketahui sudah ada 923 kasus HIV dan 1.173 kasus untuk AIDS.
Umumnya, menurut Sandra, penderita HIV/AIDS masih dalam usia produktif. "2,5 Persen ODHA berusia 10 hingga 20 tahun, 23,4 persen berusia 21 hingga 30 tahun, 58 persen berusia 31 hingga 40 tahun dan 16,3 persen berusia 41 hingga 50 tahun," urainya.
Menurutnya, kasus HIV/AIDS memang menjadi masalah serius di Sumatera Barat. Sebab ini juga menjadi tantangan dari sebuah kota wisata yang banyak dikunjungi turis asing dan lokal setiap hari.
"Sekarang kita butuhkan adalah kesadaran masyarakat agar bisa menyadari penyakit lebih dini serta mencegah penyakit menular seperti HIV/Aids ini,” ujar Sandra.
Novi Yenti/Sumatera Barat