Ini Fakta tentang Penyakit Misterius di Papua
- VIVA.co.id/bayumaitra.net
VIVA.co.id - Kementerian Kesehatan telah melakukan pemeriksaan terhadap kabar 'penyakit misterius' yang merenggut nyawa puluhan balita di Kabupaten Nduga Papua.
Dalam keterangan persnya, Senin 30 November 2015, tim Kemenkes yang turun di lapangan menemukan ada kematian balita, meski tidak ada data resmi angka kematian yang tercatat baik jumlah dan waktu kematian.
Dipaparkan, puskesmas tidak memiliki data kematian balita ataupun informasi laporan wabah. Kabar data kematian balita yang beredar di media berasal dari informasi pendeta yang merasa warganya sudah lama meninggal.
Kemudian, diperkirakan angka kematian merupakan kompilasi kematian sejak Juni 2015. Namun ketika data-data pendeta dikonfirmasi dengan mendatangi rumah pasien ternyata balita tersebut telah meninggal tahun lalu.
"Diperkirakan angka kematian merupakan kompilasi kematian sejak Juni 2015. Namun ketika data-data pendeta dikonfirmasi dengan mendatangi rumah pasien ternyata balita tersebut telah meninggal tahun lalu," tulis keterangan Kemenkes.
Berita Terkait:
Selain itu, diungkapkan tim juga menemukan belum terlihat adanya hubungan kejadian kasus antara satu pasien dengan pasien lain, dengan kekhasan outbreak yaitu peningkatan insiden kasus di atas normal secara mendadak dalam suatu komunitas. Namun memang ada gejala hampir sama berupa batuk, sesak, demam dan ada yang disertai diare.
Dampak Kotoran Babi
Penduduk di Kecamatan Mbuwa tinggal di rumah honay yang menyatu dengan babi. Ruangan dalam rumah honay hanya setinggi anak kecil dan mereka biasa tidak menggunakan alas kaki. Sumber air terkontaminasi dengan kotoran babi dan air tidak pernah dimasak saat dikonsumsi.
Tim Kemenkes pun telah mengambil spesimen berasal dari orang dan lingkungan untuk diteliti di laboratorium kesehatan di Jayapura. Spesimen berasal dari orang yang sedang sakit dan orang kontak berupa spesimen darah, swab anal, swab hidung, swab tenggorokan, dan sputum.
Pada hari ini, Senin 30 November, Kementerian Kesehatan kembali mengirimkan tim kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan imunisasi, membawa obat-obatan dan makanan pendamping ASI, serta memberi penyuluhan kesehatan. Kemenkes akan meminta bantuan TNI agar dapat menembus lokasi dengan keadaan medan berat dan sulit diakses.
Tim Kemenkes sebanyak enam orang berasal dari Tim Crisis Center Dinas Kesehatan Papua, Laboratorium Kesehatan Daerah Papua dan Balai Litbang kesehatan Biomedis Kemenkes itu mengunjungi empat kampung yaitu Opmo, Digilmo, Ottolama, dan Yerusalem.
Sebelumnya data kematian balita di bawah dua tahun akibat penyakit yang disebut misterius dilaporkan sebanyak 31 orang, di mana sebelumnya data tersebar 56 orang.