Pendongeng Indonesia Deklarasikan Hari Dongeng Nasional
Sabtu, 28 November 2015 - 16:59 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Mega Dwi Anggraeni
VIVA.co.id
- Dongeng menjadi salah satu cara baik untuk mengedukasi anak-anak. Namun, Indonesia sendiri belum memiliki Hari Dongeng Nasional.
Alasan itulah yang membuat para pendongeng di Indonesia yang tergabung dalam Forum Dongeng Nasional (FDN), sepakat untuk mendeklarasikan Hari Dongeng Nasional pada tanggal 28 November 2015.
Salah satu pendongeng profesional asal Bandung Idza Mahayatika mengatakan, tanggal tersebut dipilih lantaran bertepatan dengan hari kelahiran Drs. Suyadi atau yang dikenal dengan Pak Raden. Seorang tokoh dongeng legendaris yang baru saja meninggal dunia pada Oktober lalu.
“Kami ingin mencari momentumnya. Bulan lalu, Pak Raden meninggal dan hari ini adalah hari kelahirannya, kemudian kami sepakat untuk membuat Hari Dongeng Nasional di hari kelahiran Pak Raden,” kata Idza di Alun-alun Bandung, Sabtu 28 November 2015.
Idza menambahkan, tujuan menciptakan Hari Dongeng Nasional adalah untuk melakukan kampanye untuk para orang tua dan para guru. Bahwa, sebenarnya mendongeng adalah kegiatan sederhana yang bisa dilakukan di mana pun.
Baginya mendongeng seharusnya dilakukan oleh para orang tua di rumah. Namun, lanjutnya saat ini banyak orang tua yang beranggapan bahwa mendongeng adalah kegiatan yang berat dan sulit.
“Padahal sebenarnya mendongeng bukanlah tugas kami, tapi mereka para orang tua,” katanya.
Dalam kegiatan yang dilakukan sejak pukul 09.00 WIB di Alun-alun Bandung itu juga dihadiri oleh beberapa pendongeng profesional. Di antaranya Andi Yudha dari Picu Pacu Kreativitas, Wanggie Hoed, dan Sundea.
Selain itu, para pendongeng serta anak-anak yang hadir di Alun-alun Bandung juga Mendeklarasikan Hari Dongeng Nasional. Dalam deklarasi itu mereka menyatakan pada setiap tanggal 28 November, mereka akan merayakan suka cita cerita di seluruh Indonesia.
Usai mendeklarasikan Hari Dongeng Nasional, Idza mengatakan dia dan rekan-rekan seprofesinya akan terus melakukan gerakan. Mangkampanyekan dongeng sebagai salah satu edukasi dini yang mudah dilakukan.
Selain di Bandung, deklarasi juga diserukan di Jakarta, Surabaya, Bogor, Depok, Nusa Tenggara Barat, Banjarmasin, Pekanbaru dan Malang.
“Kami ingin mencari momentumnya. Bulan lalu, Pak Raden meninggal dan hari ini adalah hari kelahirannya, kemudian kami sepakat untuk membuat Hari Dongeng Nasional di hari kelahiran Pak Raden,” kata Idza di Alun-alun Bandung, Sabtu 28 November 2015.
Idza menambahkan, tujuan menciptakan Hari Dongeng Nasional adalah untuk melakukan kampanye untuk para orang tua dan para guru. Bahwa, sebenarnya mendongeng adalah kegiatan sederhana yang bisa dilakukan di mana pun.
Baginya mendongeng seharusnya dilakukan oleh para orang tua di rumah. Namun, lanjutnya saat ini banyak orang tua yang beranggapan bahwa mendongeng adalah kegiatan yang berat dan sulit.
“Padahal sebenarnya mendongeng bukanlah tugas kami, tapi mereka para orang tua,” katanya.
Dalam kegiatan yang dilakukan sejak pukul 09.00 WIB di Alun-alun Bandung itu juga dihadiri oleh beberapa pendongeng profesional. Di antaranya Andi Yudha dari Picu Pacu Kreativitas, Wanggie Hoed, dan Sundea.
Selain itu, para pendongeng serta anak-anak yang hadir di Alun-alun Bandung juga Mendeklarasikan Hari Dongeng Nasional. Dalam deklarasi itu mereka menyatakan pada setiap tanggal 28 November, mereka akan merayakan suka cita cerita di seluruh Indonesia.
Usai mendeklarasikan Hari Dongeng Nasional, Idza mengatakan dia dan rekan-rekan seprofesinya akan terus melakukan gerakan. Mangkampanyekan dongeng sebagai salah satu edukasi dini yang mudah dilakukan.
Selain di Bandung, deklarasi juga diserukan di Jakarta, Surabaya, Bogor, Depok, Nusa Tenggara Barat, Banjarmasin, Pekanbaru dan Malang.
Baca Juga :
Kelenteng Ini Jadi Simbol Perlawanan Tionghoa Surabaya
Ini merupakan salah satu kelenteng tertua di Surabaya.
VIVA.co.id
2 Februari 2016
Baca Juga :