Jokowi dan Pemimpin Dunia Bakal Datang ke Paris
Jumat, 27 November 2015 - 20:19 WIB
Sumber :
- REUTERS / Jonathan Ernst
VIVA.co.id
- Presiden Joko Widodo dipastikan akan hadir ke Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2015 di Paris, Prancis atau COP 21, pada 30 November 2015.
Walau sempat terjadi aksi teror bom bunuh diri dan penembakan di beberapa lokasi secara bersamaan pada 13 November 2015 waktu setempat, tapi pemerintah Indonesia yakin keamanan super ketat akan diberlakukan pada konferensi ini.
"Mereka (Prancis) secara khusus memberikan jaminan. Maka kemudian sebelum COP 21 ini, keamanan masuk Paris Perancis akan sangat ketat," jelas Sekretaris Kabinet Pramono Anung, di Istana Negara, Jakarta, Jumat, 27 November 2015.
Indonesia yakin, pemerintah Prancis tidak akan sembarangan dalam hal keamanan. Apalagi, banyak pimpinan negara dipastikan hadir.
Selain Presiden Jokowi, kepala negara lainnya yang pasti hadir seperti Presiden AS Barack Obama, Presiden Rusia Vladimir Putin, maupun Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xin Jinping.
"Kehadiran kepala negara sekaligus suport moral, walaupun COP 21 berisukan karbon emisi. Dan menurut saya kehadiran ini sangat positif bagi kebersamaan untuk memerangi terorisme dan radikalisme," jelas mantan Sekjen DPP PDI Perjuangan ini.
Presiden Jokowi dijadwalkan bertolak ke Paris pada Minggu 29 November. Lalu kembali ke Tanah Air pada Rabu, 2 Desember 2015. (ase)
Indonesia yakin, pemerintah Prancis tidak akan sembarangan dalam hal keamanan. Apalagi, banyak pimpinan negara dipastikan hadir.
Selain Presiden Jokowi, kepala negara lainnya yang pasti hadir seperti Presiden AS Barack Obama, Presiden Rusia Vladimir Putin, maupun Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xin Jinping.
"Kehadiran kepala negara sekaligus suport moral, walaupun COP 21 berisukan karbon emisi. Dan menurut saya kehadiran ini sangat positif bagi kebersamaan untuk memerangi terorisme dan radikalisme," jelas mantan Sekjen DPP PDI Perjuangan ini.
Presiden Jokowi dijadwalkan bertolak ke Paris pada Minggu 29 November. Lalu kembali ke Tanah Air pada Rabu, 2 Desember 2015. (ase)
Baca Juga :
PBB Minta Indonesia Moratorium Hukuman Mati
Proses pengadilan dianggap tidak adil dan tidak transparan.
VIVA.co.id
27 Juli 2016
Baca Juga :