Pengusaha Sawit: Kami Bukan Penyebab Kebakaran Lahan
- VIVA/Lilis Khalisotussurur
VIVA.co.id - Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono mengatakan tahun 2015 perkebunan sawit dilanda musibah yang berat berupa kebakaran lahan dan hutan.
Menurutnya, kebakaran hutan memang terjadi hampir setiap tahun, tapi skala kebakarannya tidak seburuk tahun 2015.
"Dari kebakaran hutan dan lahan seluas 2 juta hektar, 10 persen berada di sawit dan 59 persen perkebunan," ujar Joko dalam acara Indonesian Palm Oil Conference 2015 di Nusa Dua Convention Centre, Bali, Kamis 26 November 2015.
Ia menyebut kebakaran yang terjadi di sejumlah provinsi ini sebagai musibah karena dianggap tidak diinginkan siapapun dan berdampak bagi semua pihak termasuk perusahaan sawit.
"Kami rasakan sawit dituduh sebagai pihak yang membakar lahan. Berdasarkan data yang dikutip tadi, kami bukan penyebab utama kebakaran lahan," ujar Joko.
Menurutnya, kebakaran meluas karena didukung cuaca panas dan juga adanya elnino. Pihak perusahaan sawit sendiri juga malah menjaga api agar tidak masuk ke wilayah konsesi sawit dan di sekitar konsesi.
Persoalannya, meski telah mengupayakan menjaga api agar tidak meluas, tapi perusahaan sawit tidak bisa mencegah seluruh kebakaran hutan dan lahan.
Ia menjelaskan kebakaran ini menurunkan produktivitas perusahaan sawit. Sehingga dengan kerugian yang juga diderita pengusaha sawit, dianggap tak masuk akal kalau perusahaan sawit yang melakukan pembakaran hutan dan lahan karena akan merugikan diri sendiri.
"Karena itu sejak awal anggota GAPKI melakukan langkah mengatasi kebakaran dengan melakukan pemasanan di areal konsesi dan sekitarnya bersama masyarakat, pemerintah, TNI, Polri, dan BPBD," kata Joko.
Lalu GAPKI juga berupaya membuka posko dan klinik kesehatan di 3 provinsi untuk mengurangi dampak asap. Ia menyadari yang GAPKI upayakan memang belum maksimal, karena itu perlu peningkatan upaya ke depan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.