Kisah Suwarni, Pengasuh Sander Metz di Ambarawa
- Dwi Royanto
VIVA.co.id - Matahari sudah tinggi. Seperti biasa, Suwarni (67) wanita tua yang tinggal di Dusun Kalipawon, Desa Panjang, Kecamatan Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah, itu masih melakoni segudang pekerjaannya.
Meski sudah tua, namun semangat perempuan yang menjadi tukang cuci keliling di kampungnya itu masih terus membara.
Sejak berita tentang Sander Metz, pria asal Belanda yang mencari keluarganya di Ambarawa ramai dibicarakan, Suwarni tampak sangat sibuk menemui puluhan tamu. Saban hari, Warni dicari untuk memberikan keterangan, baik dari pejabat kelurahan, kecamatan, kepolisian hingga puluhan wartawan yang datang ke rumahnya.
Bagi Warni sapaan akrab Suwarni, nama Sander Metz alias Budi Santoso bukanlah orang baru yang pernah ia kenal. Ia bahkan pernah menjadi pengasuh Sander Metz kecil selama kurang lebih 5 bulan sebelum diadopsi orang Belanda.
Meski sempat dikabarkan tercatat sebagai ibu kandung Sander dalam akta kelahiran, Suwarni mengklarifikasi bahwa ia hanyalah orang yang pernah dititipi Sander pada tahun 1981.
"Saya asuh Budi Santoso (Sander Metz) selama lima bulan. Ibu kandungnya adalah Sumarah, adik saya," kata Suwarni saat ditemui VIVA.co.id di rumahnya, Selasa 24 November 2015.
Alasan Warni mengasuh Sander karena memang selalu diminta oleh adiknya itu yang tak lain ibu kandung dari Sander. Menurutnya, Sumarah memang dikenal memiliki kepribadian yang berbeda dibanding saudara-saudaranya yang lain. Sumarah yang kini diketahui tinggal di Tegal Panas, Bergas, Semarang, memang memiliki banyak anak dari ayah yang berbeda.
"Itu alasannya anak-anaknya selalu saya yang asuh. Tapi waktu diadopsi orang Belanda saya enggak tahu urusannya, karena telah diambil bapaknya," ujar Warni dengan logat Jawa.
Seperti diketahui, Sumarah (55), perempuan yang diduga kuat sebagai ibu kandung Sander Metz, justru tidak mengakui Sander sebagai anaknya. Itu diungkapkan Sumarah saat mendatangi Polres Ambarawa.
Kapolsek Ambarawa AKP Mulyadi mengungkapkan, sudah mengundang Suwarni (67) kakak kandung Sumarah. Dari keduanya ada ada cerita yang sangat berhubungan terkait adopsi Sander pada 1981.
Suwarni mengaku mengenali foto Sander kecil karena pernah merawatnya selama lima bulan, sebelum akhirnya dititipkan oleh bapak kandungnya bernama Jiu ke panti asuhan Yayasan Kasih Bunda Jakarta pada 7 Juni 1981.
"Bu Suwarni cerita, Sander katanya anak adiknya bernama Sumarah. Dulu Sumarah melahirkan anak, tapi tidak merawat dan dirawatnya, " kata Mulyadi.
Namun saat Sumarah menjawab pertanyaan polisi, perempuan paruh baya itu enggan mengakui foto yang ditunjukkan itu sebagai anaknya. Alasannya, Sumarah merasa tidak enak mengakuinya.
"Ketika banyak orang ia tidak mau bicara, tapi pas sama saya, Bu Sumarah bilang dia tidak pernah merawat tapi setelah sukses kok mau mengaku ibunya, enggak enak katanya. Tapi dia mengaku pernah melahirkan bayi itu (Sander Metz)," ujar Mulyadi.
Mulyadi menambahkan, baik Suwarni, Sumarah, dan Sander beberapa waktu lalu diketahui pernah berkomunikasi dan melakukan tes DNA melalui air liur. Namun, DNA air liur yang dikirim via pos dinilai negatif oleh Sander Metz yang ada di Belanda.
Menurut Mulyadi, hasil tes DNA sebelumnyaĀ sulit dikatakan valid karena tidak jelas prosesnya. "Tes DNA terakhir informasinya Agustus. Tapi itu kan tidak tahu yang dikirim air liur siapa, kita tidak tahu," katanya.
Sampai saat ini, Mulyadi secara pribadi masih berkomunikasi dengan Sander Metz via media sosial WhatsApp. Terakhir, Sander menuliskan pernah melakukan ihwal tes DNA air liur yang tidak valid tersebut.