Mengapa Tragedi 1965 Diburamkan?

Korban Kekerasan 1965 Unjuk Rasa di Komnas HAM
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Ketakutan publik soal komunisme di Indonesia masih mengakar kuat. Hingga kini sejumlah hal yang berkaitan dengan sejarah kelam tahun 1965 menjadi 'hantu' menakutkan.

Baru-baru ini, di Salatiga Jawa Tengah. Sebuah karya jurnalistik mahasiswa dalam sebuah majalah bernama Lentera diberangus paksa oleh kepolisian dan kampus.

Masalahnya cuma satu, tiras majalah tersebut menuliskan 'Salatiga Kota Merah'. Alhasil, tulisan yang menampilkan sisi lain di balik peristiwa 1965 yang berkaitan dengan Partai Komunis Indonesia tersebut, dicap sebagai 'berbahaya'.

Barekraf Ajukan Opsi Cerita Rakyat untuk Pixar Studios

Foto sampul Majalah Kampus Lentera yang dibredel polisi

Kejadian ini bukanlah kali pertama. Tak jelas kenapa phobia 'hantu merah' ini hendak dipertahankan sekian lama. Reproduksi ketakutan akan logo, simbol atau apapun yang berkaitan dengan tragedi 1965 ini pun selalu direkayasa ulang di setiap generasi.

Hingga kini, misteri di balik kisah sesungguhnya tragedi 1965 tersebut masih buram. Lantas benarkah ada yang sengaja mempertahankan 'keburaman' kisah ini di tengah rakyat Indonesia?

Simak catatan lengkapnya di . Lalu telusuri juga perjuangan sejumlah korban di . Lihat juga bagaimana Indonesia menangani tragedi 1965 ini dalam bentuk kebijakan di .